The Girl Who Ate a Death God [Bahasa Indonesia] - Chapter 23.6
- Home
- The Girl Who Ate a Death God [Bahasa Indonesia]
- Chapter 23.6 - Jamuan Setelah Festival Sangat Lezat (6)
Pada akhirnya, tak lebih dari 3.000 anggota Korps Ketujuh yang kembali dengan aman ke Wealth. Sisanya telah gugur dalam pertempuran.
30.000 anggota Korps Pertama telah dikalahkan, lebih dari separuh anggota mereka menyerah, dan sisanya gugur atau melarikan diri.
Operasi untuk menginvasi Madros gagal sepenuhnya, dan berakhir dengan Pasukan Kekaisaran yang menderita kerugian paling besar.
Juga, komandan Korps Pertama, Alexander telah menjadi tawanan Pasukan Kerajaan, dan komandan Korps Ketujuh, Gustav, telah gugur dalam pertempuran. Kekaisaran telah kehilangan semua potensi perangnya di timur, dan para atasan berada dalam kegemparan.
Kerajaan memulai negosiasi dengan Kekaisaran menggunakan Alexander sebagai pertukaran. Awalnya, mereka ingin Kekaisaran untuk menarik mundur pasukan mereka dari teritori Kerajaan yang telah berhasil direbut, dan juga menginginkan mereka untuk membayar ganti rugi. Selanjutnya, sebagai ganti Alexander, mereka menginginkan Kekaisaran untuk menyerahkan Pangeran Kedua Alan. Mereka ingin membuat perselisihan di antara Kekaisaran dan Pasukan Pembebasan.
Kekaisaran setuju untuk menarik mundur prajurit mereka, namun takkan membayar ganti ruga. Juga, mereka sepenuhnya menolak untuk menyerahkan Alan. Kali pertama negosiasi berakhir dengan kegagalan mencapai persetujuan.
Pada akhirnya, terbentuk sementara melalui negosiasi yang dilanjutkan, sebuah kedamaian yang sementara diraih oleh Wealth dan Area Madros.
Dalam pertempuran mempertahankan Madros kali ini, partisipasi Schera sangat besar. Ia telah membuat pencapaian yang luar biasa, karena berhasil memenggal kepala ketiga komandan divisi musuh yang berpangkat jenderal, memenggal kepala komandan Korps Ketujuh Gustav, dan lanjut menangkap Pangeran Pertama Kekaisaran hidup-hidup. Ia dipuji dengan antusias oleh Kerry dan Yalder, dan ia mulai diperlakukan sebagai seorang pahlawan bahkan di Ibu Kota Kerajaan. Sebuah surat penghargaan yang berasal dari Perdana Menteri Farzam juga tiba, dan diputuskan bahwa ia akan dianugerahi sebuah medali.
Dengan jasa yang luar biasa itu, ia dengan segera diberi promosi menjadi Kolonel, ajudannya, Katarina juga dipromosikan menjadi Letnan Satu.
Untuk Schera, daripada promosi menjadi Kolonel, ia jauh lebih teratik dengan benih Kentang Wealth yang ia dapatkan selama penjarahan iring-iringan suplai musuh.
Ia memainkan benih kentang itu, bersenandung, mencoba memikirkan sebuah tempat yang cocok untuk menanamnya.
“Letnan Kolonel, selamat atas promosi Anda menjadi Kolonel. Anda juga terkenal di Ibu Kota kerajaan sebagai pahlawan, penyelamat negeri ini. Apakah tidak apa jika Anda melepaskan sebutan Dewa Maut Anda?”
Untuk seorang pahlawan, memiliki nama panggilan Dewa Maut sangatlah membawa kesialan dan bisa membuatnya menjadi topik diskusi, kata Katarina sambil tersenyum masam. Schera tertawa, tak khawatir sama sekali.
“Nama itu akhirnya sudah melekat, dan bukankah akan jika dilepas akan terasa sia-sia? Lagipula, bukankah nama itu cukup cocok?”
“Tak masalah kalau begitu. Mohon mulai sekarang dengan tegas sebutlah diri Anda sebagai Dewa Maut.”
“Tentu aku akan. Kau juga sangat hebat karena bisa dipromosikan menjadi Letnan Satu, Katarina.”
Karena kekalahan mereka yang berturut-turut sebelumnya, Katarina telah mengucapkan selamat tinggal pada promosinya. Sekarang akhirnya ia telah naik menjadi Letnan Satu. Bahkan setelah promosi, tugasnya takkan berubah.
Ia ingin bekerja lebih keras sebagai ajudan Schera.
“Tuan, terima kasih banya! Juga, Letnan Jenderal Yalder telah dikembalikan menjadi Jenderal karena jasanya kali ini. Suasana hati Beliau sangat baik, dan ia mengagumi Anda, Letnan Kolonel. Cukup hingga ia ingin Anda menjadi putrinya, katanya.”
Itu bukan lelucon, Yalder benar-benar mempertimbangkan untuk menjadikan Schera sebagai anak adopsinya, namun ia dihentikan oleh Sidamo.
Mengatakan bahwa Yalder tak memerlukan pekerjaan tambahan lagi, tampaknya ia membujuk Yalder dengan putus asa.
Kerry juga menginformasikan bahwa ia ingin menerima Schera sebagai pengantin Darus, yang selamat dengan aman, namun Darus sendiri memohon dengan berlinang air mata. Tampaknya ia memiliki trauma psikologis setelah hampir dibunuh oleh Schera.
Ketika Schera tersenyum, wajahnya memucat dan ia melarikan diri, hampir tampak seperti akan terbang.
“Mereka juga mengatakan bahwa kita akan mendapat setumpuk medali. Ketika aku mengatakan tolong beri aku sesuatu yang lezat alih-alih benda itu, aku ditertawakan.”
Schera melemparkan biji kentang itu ke atas seperti sebuah kantong kacangnya, lagi dan lagi, Katarina merasa senang saat menatap Schera.
“Dalam perang ini, banyak prajurit yang gugur dengan menyedihkan. Sangat disayangkan.”
“Tuan, di antara 2.000 orang, 600 terbunuh dalam perang atau menghilang. Namun, semua orang bertarung dengan gagah berani hingga akhir.”
“…Benar-benar sepi; orang-orang yang makan bersamaku telah berkurang.”
“Kami, akan melayani Anda hingga akhir.”
“Yah. Mm, aku baik-baik saja. Selain itu, aku belum membunuh cukup banyak orang. Aku ingin makan lebih banyak lagi. Aku ingin membunuh lebih banyak lagi. Aku masih bisa bertarung. Aku takkan membiarkan satu pun bajingan pasukan pemberontak itu hidup. Itulah yang telah kuputuskan.”
Setelah tersenyum senang, Schera meletakkan biji itu dengan berharga di kantongnya. Ia membawa Katarina kembali ke kavaleri mereka, tempat di mana semua orang sedang membuat rebusan. Mereka sedang membuat rebusan melimpah dengan banyak kentang Wealth dan ikan yang mereka dapat dari Madros. Benar-benar lezat.
Saat itu, Yalder dan Kerry, beserta Darus dengan wajahnya yang tegang, berpartisipasi, dan berakhir menjadi sebuah perjamuan besar yang melibatkan seluruh Kastil Madros.
Schera memakan beragam makanan lezat, minum anggur, dan menikmati perjamuan itu dengan semua rekannya.
.
.
.
Sebuah ruangan di dalam Kastil Madros.
Setelah perjamuan selesai, Yalder dan Kerry minum dalam diam.
Yang mereka tenggak bukan minuman berkelas tinggi yang digunakan untuk merayakan kemenangan, namun merupakan minuman bagus yang dibanggakan Kerry dan disiapkannya untuk berterima kasih pada Yalder atas usahanya.
“Yalder. Maaf karena memberimu peran yang rendahan kali ini. Terima kasih, karena dirimu kita bisa membunuh Gustav dan melindungi Madros. Aku benar-benar berterima kasih.”
Kerry menuangkan minuman ke gelasnya. Yalder dengan wajah yang dipenuhi lebam menyeringai, dan menghabiskan minumannya dalam satu tergukan.
“—Hmph. Letnan Kolonel Schera adalah kunci kemenangan kita. Aku bukan siapa-siapa melainkan orang yang berakting sebagai badut. Akan sulit mengalahkan Pasukan Kekaisaran tanpanya. Schera dengan hebat telah melampaui semua harapan kita.”
“…Dari mana kau menemukan dia, Yalder. Aku tak pernah melihat monster seperti wanita sebelumnya.”
“Ia awalnya bukan siapa-siapa melainkan prajurit rendahan yang diposisikan di Antigua. Ia terkenal tiba-tiba, dan sekarang ia menjadi pahlawan. Saat ini, mungkin masa depan kerajaan sangatlah cerah,” bisik Yalder sambil mengingat sosok Schera.
Cerita kesuksesan Schera yang brilian itu berada di jalur waktu yang sama dengan cerita penderitaan Yalder. Schera memiliki bakat yang membuat dirinya sebagai seorang prajurit merasa iri. Namun, adalah suatu kesenangan untuk bisa bertempur bersamanya.
Perkataan Yalder untuk mengadopsinya menjadi anak bukan lelucon sama sekali. Jika Yalder bisa menikahkannya dengan salah satu putranya dan membuat Schera memberinya kesuksesan bagi garis keturunannya, maka tak ada kebahagiaan yang lebih baik.
“… Yalder. Ada sesuatu yang ingin kutanyakan. Bagaimana kau mempercayai Schera sebesar itu? Apakah kau pernah meragukannya jika ia akan benar-benar mengkhianati Kekaisaran? Aku membiarkanmu berakting karena aku tahu aku takkan pernah berkhianat.”
Kerry mempertimbangkan tipe komando Yalder yang membabi buta. Di saat yang sama, ia tahu Yalder juga memiliki sebuah sisi sebagai pejuang kuat yang takkan pernah memikirkan tentang pengkhianatan. Ia memiliki roman wajah yang mirip seperti penjahat, dan ia sangat mudah disalah pahami.
Ia tak tahu apakah itu hal yang baik atau buruk.
Itulah mengapa Kerry membuat Yalder berpura-pura menyerahkan diri dan membuatnya menyerang Kekaisaran dari belakang.
Yalder telah memukulnya dengan marah karena harga dirinya tak bisa menahan tugas yang menghina itu.
“Apa kau ingin tahu, Kerry?”
Yalder memiringkan gelasnya dengan angkuh.
“Aku benar-benar ingin tahu. Biarkan aku menggunakannya sebagai referensi nanti.”
“—Intuisi yang sederhana. Aku merasa bahwa ia takkan berkhianat. Dan aku memenangkan taruhan itu dengan luar biasa. Benar-benar masalah yang menguntungkan.”
“…Aku terkejut aku tak bisa mengatakan apa pun. Aku tahu kau bodoh.”
Itu bukan sebuah jawaban, kata ekspresi Kerry, dan ia menuangkan minuman untuk dirinya sendiri dan menenggaknya. Dengan ekspresi kemenangan, Yalder mengunyah daging asap yang mendampingi alkoholnya.
Yalder telah mengirimkan Schera ke pasukan utama Pasukan Kekaisaran karena ia berpikir dirinya sendiri takkan cukup.
Sebuah racun yang kuat dibutuhkan untuk menghancurkan Pasukan Kekaisaran yang besar. Yalder sendiri sangat tak cukup. Dan, hanya ada satu orang di bawah komando Yalder yang bisa menanggung tugas penting itu.
Perwira wanita yang ditugaskan itu mengambil nama lain Dewa Maut. Dengan kavaleri yang membawa bendera hitam dengan emblem gagak putih.
Jika ia menyerahkan tugas itu pada kelompok Schera, ia merasa mereka akan mampu menyerang Pasukan Kekaisaran dan menyebabkan kekacauan.
Semuanya karena itu.
Pesan dari Ibu Kota Kerajaan pada Canaan.
Ada sebuah usaha kudeta di Ibu Kota Kerajaan Blanca.
Pemimpin gerombolan itu adalah putra tertua keluarga Bazarov, Kolonel Gulf Bazarov dan faksinya.
Ia berencana untuk membunuh Raja dan Perdana Menteri dan berencana merampas kekuasaan.
Ia dicegah dengan sukses atas jasa agen Perdana Menteri Farzam.
Resimen Canaan harus segera menahan Sharov Bazarov dan mengirimkanya ke Ibu Kota Kerajaan.
Jika ia melawan, bawa ia baik hidup atau pun mati.
Barbora dengan ini ditunjuk sebagai komandan pengganti wilayah Canaan.
.
.
.
Centinni menerjemahkan ini untukmu.
Kami juga membuka donasi via Gojek pay ya guys. Setiap Rp. 10.000 yang terkumpul, kalian akan dapat satu chapter ekstra. Dan kalian juga, jangan lupa tulis untuk buku apa kalian berdonasi yaa. Kode QR ada di halaman muka yaaa.
Bergabunglah bersama kami di discord untuk mendapatkan update terbaru dan kesempatan untuk bertemu penerjemah favorit Anda ~
Jadilah bagian dari komunitas indonesia yang menyenangkan ~
Tautan discord: https://discord.gg/fbqJYJX
- Home
- The Girl Who Ate a Death God [Bahasa Indonesia]
- Chapter 23.6 - Jamuan Setelah Festival Sangat Lezat (6)
Donasi pada kami dengan Gojek!
