Eliza (I Reincarnated as a Noble Girl Villainess) [Bahasa Indonesia] - Chapter 10
- Home
- Eliza (I Reincarnated as a Noble Girl Villainess) [Bahasa Indonesia]
- Chapter 10 - Latihan Baris Berbaris (part 1)
Apakah kamu tahu bahwa fondasi dasar dari latihan militer adalah sama dengan latihan baris berbaris? Selama tiga bulan kehidupanku di barak, i telah mempelajari hal itu selama berjam-jam setiap harinya. Bahkan, saking banyaknya jam latihan yang kulakukan, aku sampai-sampai ingin muntah darah hanya dengan memikirkan hal itu setiap harinya……
“Oi anak kecil, buka mata kau! Jangan seperti orang mati!”
Pelecehan verbal yang tidak berhenti yang keluar dari mulut Gunther yang tepat berada di sampingku bahkan hampir tidak dapat kudengarkan. Aku tenggelam dalam pikiranku sendiri untuk beberapa saat selama latihan, saat aku mendengar suaranya aku cepat-cepat membenarkan postur dan meningkatkan kesadaranku.
Masih ada dua bulan sebelum perayaan ulang tahunku, dan sekarang aku sedang berusaha keras dalam latihan untuk memimpin pasukan daerah. Karena aku harus memperhatikan kudaku dan Rashiok dengan seksama, jika aku meleng sedikit saja, aku bisa terjatuh dari kuda. Hari ini aku tidak berkuda dengan kuda kecil untuk latihan, tapi kuda jantan besar. Aku harus berkonsentrasi dengan seluruh kemampuanku agar kuda yang aku tunggangi tetap berada dalam barisan bersamaan dengan para prajurit.
“Akan lebih baik jika kamu sedikit merilekskan bahumu. Jika kuda merasakan ketakutanmu, maka dia akan memandang rendah dirimu.”
“Baik”
Earl Terejia yang mengawasi latihan baris berbaris berkuda ke arahku dan memberikanku saran. Meskipun kuda yang ditunggangi Earl sangatlah tenang, sementara itu kuda yang ku tunggangi terlihat gelisah dan sering menggelengkan kepalanya. Karena sepertinya akan sama saja bahkan jika aku bertukar kuda dengan Earl, mungkin ini hanya masalah kurangnya kemampuanku dalam berkuda. Tentu saja ini hal yang biasa, karena aku pikir konyol sekali untuk mengharapkan seorang anak berumur enam tahun untuk dapat mengendarai kuda tempur dalam servis militer, namun……
Untuk memimpin, aku haru sering memberikan arahan kepada kudaku untuk mengarah ke kanan, kiri, atau berhenti, membuat hal ini lebih sulit lagi. Para prajurit yang mengawalku berada di depan, kiri, kanan, dan belakangku yang berjumlah empat puluh orang yang berbaris sesuai dengan pangkat mereka. Sangat sulit bagiku untuk menyamai langkah mereka. Aku berharap ini semua hanyalah sebuah marching band.
……. Aku berpikir mengapa tiba-tiba aku teringat akan hal itu. Aku tidak mengerti bagaimana rekoleksi memoriku bekerja.
Kita semua tiba pada lokasi yang sudah ditentukan, dan lalu mulai berbalik kembali ke arah Mansion of Golden Hills untuk mengisi ulang suplai air kita. Karena kita sudah berjalan bolak-balik selama tiga kali, baik para prajurit dan kuda sudah mencapai batasan mereka masing-masing, ketika sang Earl menyuruh kami untuk bubar, sepertinya semua orang terlihat seakan-akan dapat tumbang kapan saja, seolah-olah kita semua merangkak pulang ke barak. Namun, meskipun begitu kita harus bersiap-siap untuk melakukan hal ini lagi besok, apa yang dilakukan oleh prajurit asli benar-benar cukup luar biasa.
“Selamat datang.”
Aku disambut oleh Kamil yang pergi selama perjalanan kedua kami untuk menjalankan tugas, dan tepat ketika aku baru masuk ke dalam rumah, aku mendengar sang Earl memanggilku, berkata “Setelah Kamu selesai mandi dan berganti pakaian, temui saya di ruang tamu.”
Untuk menyuruhku datang ke ruang tamu pada jam segini……. Ada delapan puluh persen kemungkinan bahwa ada tamu yang datang lebih awal untuk perayaan ulang tahunku. Dua puluh persen lainnya adalah sang Earl menyuruhku untuk menyambut tamunya.
Aku cepat-cepat membilas tubuhku, mengganti pakaian, dan merapikan rambutku seperti yang disuruh, lalu berjalan menuju ruang tamu. Karena sudah di kamarku sudah tersedia air hangat dan handuk dan pakaian bersih, aku sangat senang karena aku hanya tinggal menggunakan semuanya dan bergerak seperti robot.
“Maaf sudah membuatmumenunggu.”
“Ahhh, Kau datang pada waktu yang tepat. Mereka baru saja selesai memberikan perkenalan.”
Kamil sudah menungguku di depan ruang tamu, dan setelah dia memeriksa penampilanku, dia mengetuk pintu ruang tamu. Nona Eliza telah tiba, silahkan masuk, dan pintunya pun terbuka setelah percakapan singkat itu.
Tiba-tiba aku merasa disergap oleh sensasi yang aneh.
Duduk di seberang Earl Terejia, di kursi yang disediakan untuk para tamu, adalah seorang yang sudah tua yang mungkin seumuran dengan sang Earl. pakaiannya, ekspresi wajahnya dan gaya rambutnya berbeda, namun tidak salah lagi, mereka memiliki fitur wajah yang mirip. Sambil terkejut karena mereka sangat mirip, aku tidak dapat berbuat apa-apa selain melihatnya dari atas sampai bawah.
“Marquis, ini adalah Viscountess Eliza. Nona Eliza, ini adalah Marquis Senior Rittergau. Dia adalah kakak saya.”
Dengan mudahnya sang Earl memperkenalkan tamunya. Meskipun mereka bersaudara dan mirip, aku masih merasakan sesuatu hal yang janggal. Aku merasakan sesuatu yang berbahaya yang kasat mata di udara, mungkin hal ini umum terjadi antar saudara dalam kalangan bangsawan.
“Saya percaya ini adalah pertemuan pertama kita, Viscountess Eliza. Nama saya adalah Redian Terejia Rittergau.”
“Adalah kehormatan bagiku untuk bertemu dengan Anda, Marquis Rittergau. Ijinkan saya memeperkanalkan diri, nama saya Eliza Kaldia.”
Dibandingkan dengan Earl yang selalu menunjukkan ekspresi tegang, Marquis Rittergau memiliki senyuman ramah yang membuatnya nampak seperti kakek yang ramah. ̶ aku tiba-tiba memperhatikan bahwa dibalik senyumannya terimpan sesuatu yang sangat dingin. Matanya sama sekali tidak tersenyum sedikitpun. Seolah-olah dia mengawasiku, dia melihat dari atas sampai bawah dengan tatapannya yang tajam, lalu sepertinya dia kehilangan minat padaku, dan mengalihkan pandangannya kepada sang Earl lagi.
- Home
- Eliza (I Reincarnated as a Noble Girl Villainess) [Bahasa Indonesia]
- Chapter 10 - Latihan Baris Berbaris (part 1)
Donasi pada kami dengan Gojek!
