Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia] - Bab 97.1
- Home
- Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia]
- Bab 97.1 - Yang Mana Selalu Gagal
Sudah lebih dari tiga tahun sejak Feng Jin Yuan terakhir kali pergi ke kamar Yao Shi, akan tetapi tidak ada seorangpun yang meminta Feng Jin Yuan untuk masuk ke dalam. Yao Shi hanya duduk di sebuah kursi di aula luar dan menatap Feng Jin Yuan. Yao Shi tidak menyambut Feng Jin Yuan atau menunjukkan ekspresi wajah yang hangat, wajah Yao Shi itu bahkan samasekali tidak tersenyum sedikitpun saja.
Feng Jin Yuan menghela nafas panjang. Tampaknya dalam tiga tahun ini, bukan hanya hati anak perempuannya yang kedua saja yang menjadi dingin, bahkan istri yang baik-pun tidak lagi merasakan apa-apa untuk Feng Jin Yuan.
Feng Jin Yuan tidak dapat tidak memikirkan kehangatan Jin Zhen dan Han Shi, ketika Feng Jin Yuan mulai merasa menyesal telah datang ke paviliun Tong Sheng. Terutama ketika Feng Jin Yuan melewati Gerbang Bulan di halaman Liu, pelayan yang menjaga Gerbang Bulan mengajukan banyak pertanyaan sebelum mengizinkan Feng Jin Yuan untuk lewat. Setelah itu, pelayan itu mengikuti di belakang Feng Jin Yuan, seakan-akan pelayan itu menganggap Feng Jin Yuan layaknya seorang pencuri. Akan tetapi, Feng Jin Yuan masih membutuhkan seseorang untuk menunjukkan jalan, jika tidak, Feng Jin Yuan yang sebelumnya tidak pernah menginjakkan kaki di paviliun Tong Sheng, pasti akan menjadi tersesat karenanya.
“Kau … Apakah akhir-akhir ini kau baik-baik saja?” Feng Jin Yuan sedikit kehilangan kata-kata. Tidak ada yang mempedulikan Feng Jin Yuan, maka Feng Jin Yuan kemudian duduk dan menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri.
Yao Shi mengangguk, “Terima kasih banyak atas perhatian Suami. Aku baik-baik saja.” Yao Shi bahkan tidak ingin menyebut dirinya sebagai Selir.
“Apakah kau biasanya tidur seawal ini?” Feng Jin Yuan melihat keluar. Meskipun langit gelap, para Selir yang lainnya seharusnya siap menunggu Feng Jin Yuan untuk datang ke kediaman mereka masing-masing. Tidak ada alasan bagi Yao Shi untuk tidur seawal ini. Bahkan An Shi, yang biasanya selalu bersikap tenang, selalu menanti kedatangan Feng Jin Yuan dengan tulus. Tanpa diduga, istri resmi yang dulu sangat baik ini sekarang menjadi sangat dingin terhadap Feng Jin Yuan.
“Aku sudah terbiasa untuk tidur lebih awal.” Yao Shi hanya menjawab untuk setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya, dan tidak pernah berbasa-basi kepada Feng Jin Yuan.
“Kemudian bagaimana jika malam ini kau tidur agak sedikit larut?” Feng Jin Yuan dengan sederhana menjelaskan niat kedatangannya pada hari itu, “Kau telah kembali selama berhari-hari, akan tetapi aku belum pernah sekalipun datang untuk menemuimu. Hal itu merupakan kelalaianku. Malam ini, aku akan menemanimu di sini. Kita telah berpisah selama bertahun-tahun, dan memikirkan mengenai hal itu, kau pasti memiliki banyak hal untuk dibicarakan denganku.”
Yao Shi, akan tetapi, menggelengkan kepalanya, “Aku tidak memiliki apa-apa untuk dibicarakan dengan Suami. Suami harus kembali.”
“Hm?” Feng Jin Yuan terkejut, “Apakah kau tidak mengerti apa yang aku maksudkan?”
“Apakah Suami juga tidak mengerti dengan apa yang aku katakan?” Yao Shi bertatap muka dengan Feng Jin Yuan. Tatapan Yao Shi itu samasekali tidak membawa perasaan bagi Feng Jin Yuan.
“Aku tidak mengerti!” Feng Jin Yuan pura-pura bodoh. Feng Jin Yuan kemudian berdiri dan mencengkram tangan Yao Shi, dan menarik Yao Shi ke dalam kamar.
Bagaimana mungkin Yao Shi bisa melawan kekuatan Feng Jin Yuan itu. Ditarik ke samping, Yao Shi ditarik untuk masuk ke dalam kamar yang bertentangan dengan keinginan Yao Shi. Yao Shi mulai merasakan sedikit pertentangan di dalam hatinya. Yao Shi pada awalnya memutuskan untuk benar-benar putus hubungan dengan Feng Jin Yuan dalam hal-hal seperti ini, tetapi jika pihak lain yang memaksakan keinginan mereka, Yao Shi masih merupakan seorang istri di dalam keluarga Feng. Bagaimana mungkin Yao Shi dapat menghindari hal-hal semacam ini. Oleh karena itu Yao Shi-pun menjadi tertekan dan berharap bahwa Feng Yu Heng akan segera muncul untuk menyelamatkannya. Tetapi ketika Yao Shi memikirkan kembali akan masalah ini, bagaimana mungkin seorang anak perempuan dapat menghentikan Ayahnya untuk masuk ke dalam kamar Ibu mereka? Hati Yao Shi-pun menjadi tenggelam.
“Suami.” Yao Shi bicara demi dirinya sendiri untuk yang terakhir kalinya, “Aku sedang tidak enak badan dan tidak dapat melayani Suami.”
Feng Jin Yuan benar-benar mengabaikan kata-kata Yao Shi itu. Feng Jin Yuan mengulurkan tangannya untuk melepaskan pakaian Yao Shi, tetapi pada saat yang bersamaan, pintu kamar didorong hingga terbuka oleh seseorang yang berada di luar.
Ketika Feng Jin Yuan sudah hampir menjadi marah, Feng Jin Yuan mendengar suara seorang anak kecil yang berteriak, “Ayah! Apakah Ayah datang? Zi Rui sangat merindukan Ayah!”
Dalam sekejap mata, paha Feng Jin Yuan dipeluk oleh Feng Zi Rui. Anak itu telah menjadi sedikit lebih gemuk dan pipinya terlihat tembam. Wajah Feng Zi Rui menjadi agak bulat dan sangat menggemaskan.
Feng Jin Yuan menatap putra yang sangat menggemaskan ini dan merasa bahwa amarahnya sebagian besar sudah lenyap. Feng Jin Yuan membungkuk dan memeluk Feng Zi Rui, sambil bertanya, “Mengapa Zi Rui datang sambil berlari?”
Feng Zi Rui menjawab, “Para pelayan mengatakan bahwa Ayah datang ke paviliun Tong Sheng. Sejak Zi Rui kembali ke kediaman keluarga Feng, Zi Rui tidak terlalu sering melihat Ayah dan merasa sedikit bingung. Aku memohon kepada Kakak untuk membawa Zi Rui kemari. Ayah tidak suka melihat Zi Rui, bukan?”
Feng Jin Yuan melirik Feng Yu Heng yang menyusul di belakang Feng Zi Rui. Bagaimana mungkin Feng Jin Yuan tidak memahami akan masalah ini. Tetapi Feng Zi Rui mengatakan bahwa Feng Zi Rui-lah yang meminta kepada Feng Yu Heng untuk membawanya menemui Feng Jin Yuan. Maka, Feng Jin Yuan tidak memiliki alasan untuk menyalahkan Feng Yu Heng. Feng Jin Yuan hanya bisa membelai wajah Feng Zi Rui dan dengan merasa bersalah berkata, “Bagaimana mungkin, Ayah sangat menyukai Zi Rui.”
“Itu bagus!” Feng Zi Rui mencium pipi Feng Jin Yuan dan mengedipkan matanya yang besar itu, yang menyebabkan Feng Jin Yuan menjadi tertegun.
Feng Jin Yuan memiliki banyak anak. Ketika anak-anak Feng Jin Yuan itu masih kecil semua, anak yang paling disayangi oleh Feng Jin Yuan adalah Feng Yu Heng, tetapi kepribadian Feng Yu Heng itu selalu suka untuk memisahkan diri dan tidak pernah dekat dengan Feng Jin Yuan. Setelah itu, Feng Jin Yuan menyayangi Feng Chen Yu dan Feng Zi Hao, tetapi pada saat itu Feng Chen Yu telah tumbuh menjadi dewasa, maka tidak mungkin bagi Feng Jin Yuan untuk menjadi dekat dengan Feng Chen Yu. Sedangkan Feng Zi Hao, selain makan, minum, bermain, dan mencari masalah, sepertinya Feng Zi Hao itu tidak mampu untuk melakukan hal yang lainnya lagi.
Sekarang Feng Zi Rui mencium Feng Jin Yuan seperti itu, Feng Jin Yuan merasakan beberapa emosi bergerak di dalam hatinya. Ternyata masih ada seorang anak yang bisa menyebabkan semua orang menyayanginya. Maka Feng Jin Yuan bisa menjadi lebih dari sekadar seorang Ayah yang bersifat keras, Feng Jin Yuan mulai tertawa dengan terbentuknya hubungan yang baik dengan Feng Zi Rui akibat ciuman yang diberikan oleh Feng Zi Rui itu.
Untuk sementara waktu, rasa tidak senang yang dirasakan oleh Feng Jin Yuan akibat diganggu oleh anak-anaknya itu menjadi menghilang.
Feng Jin Yuan membawa Feng Zi Rui keluar kamar. Ketika Feng Jin Yuan menggoda dan bermain dengan Feng Zi Rui, Feng Jin Yuan bertanya kepada Feng Zi Rui mengenai pekerjaan rumah Feng Zi Rui. Feng Zi Rui menjawab semua pertanyaan dari Feng Jin Yuan itu satu demi satu. Hal ini menyebabkan Feng Jin Yuan menyingkirkan terlebih dulu masalahnya dengan Yao Shi.
Yao Shi akhirnya bisa menghela nafas lega, ketika Yao Shi melirik Feng Yu Heng, gelombang ketakutan menyapu hati Yao Shi.
Feng Yu Heng melangkah maju dan menggenggam tangan Yao Shi, dan dengan pelan berkata, “Ibu, jangan takut. Ayah tidak akan dapat untuk tinggal lebih lama lagi dan akan segera pergi.”
Yao Shi merasa bingung, tetapi dengan cepat, masalah ini memiliki jawaban, “Tuan.” Seorang pelayan yang bernama Qing Ling masuk dari luar dan memberi hormat kepada Feng Jin Yuan, “Selir Han mengirimkan seorang pelayan, dan mengatakan bahwa dia memiliki sesuatu hal untuk dibicarakan dengan Tuan.”
Feng Jin Yuan mengernyitkan keningnya, “Malam ini aku akan tinggal di paviliun Tong Sheng. Bagaimana mungkin Ibu Selir Han tidak memahami akan peraturan ini?”
Feng Yu Heng dengan cepat berkata, “Ibu Selir Han telah berada di kediaman keluarga Feng selama bertahun-tahun, jadi tidak mungkin jika Ibu Selir Han tidak memahami peraturannya. Akan lebih baik jika Ayah tidak melewatkan masalah yang besar. Ayah, mengapa tidak menyuruh pelayan itu untuk masuk dan bertanya kepadanya?”
Feng Jin Yuan mengangguk, dan Qing Ling-pun pergi untuk membawa pelayan itu masuk ke dalam.
“Tuan.” Pelayan itu masuk ke dalam dan segera berlutut di atas lantai. Mata pelayan itu merah dan menahan air mata.
Feng Jin Yuan mengerutkan kedua alisnya rapat-rapat dan bertanya dengan sedikit kesal, “Mengapa kau meratap seperti itu?”
Pelayan itu dengan cepat berkata, “Saya memohon kepada Tuan untuk pergi menemui Ibu Selir Han!”
“Apa yang terjadi dengan Ibu Selir Han?” Feng Yu Heng bergegas membantu Ayahnya untuk bertanya.
“Ibu Selir Han tidak mau makan sejak waktu makan siang tadi, Ibu Selir Han berteriak-teriak kepalanya sakit. Pada awalnya, kami berpikir bahwa tidur sebentar akan membuat Ibu Selir Han merasa lebih baik, tetapi hingga saat sekarang ini, Ibu Selir Han masih belum membaik. Bukan hanya Ibu Selir Han tidak kunjung membaik, tetapi keadaan Ibu Selir Han juga menjadi semakin memburuk. Ibu Selir Han merasa sangat buruk sehingga tidak dapat meninggalkan tempat tidurnya. Dalam keadaan tidak sadar, Ibu Selir Han terus-menerus memanggil Tuan. Tolong Tuan bersedia untuk pergi melihat keadaan Ibu Selir Han!”
Feng Yu Heng terkekeh di dalam hatinya, tetapi mulut Feng Yu Heng menyarankan, “Ayah, cepat lihatlah! Ibu Selir Han selalu memiliki tubuh yang lemah. Akan buruk jika Ibu Selir Han memiliki penyakit yang serius.”
- Home
- Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia]
- Bab 97.1 - Yang Mana Selalu Gagal
Donasi pada kami dengan Gojek!
