Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia] - Bab 82.1
- Home
- Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia]
- Bab 82.1 - A Heng, Benar-benar Sangat Berkuasa!
Putri Kekaisaran Qing Le tiba-tiba saja menoleh dan dengan segera diapun melihat Feng Yu Heng, sekilas terlihat tatapan mata penuh kebencian dari Putri Kekaisaran Qing Le kepada Feng Yu Heng.
“Kau tahu siapa aku, jadi kau ini adalah putri dari seorang selir yang tidak penting di keluarga Feng?” kata-kata yang diucapkan oleh Qing Le itu penuh dengan penghinaan, “Satu mangkuk tiga puluh ribu, putri selir yang tidak penting, bagaimana kau bisa mematok harga sebesar ini?”
Feng Yu Heng melipat tangannya di dadanya dan menatap Putri Kekaisaran Qing Le, sambil berkata, “Baiklah, baiklah, jadi kau adalah Putri Kekaisaran. Satu gaun harganya sepuluh ribu, Putri Kekaisaran, bagaimana kau bisa mematok harga sebesar ini?”
“Bagaimana bisa kau peduli dengan bagaimana Putri Kekaisaran ini mematok harga sebesar itu!” Qing Le meletakkan kedua tangannya di pinggulnya kemudian menunjuk Feng Yu Heng, sambil berkata, “Putri dari Selir yang tidak penting, kau telah melihat Putri Kekaisaran ini, tetapi kau tidak berlutut dan memberi hormat kepadaku. Apakah ini yang diajarkan oleh keluarga Feng kepadamu?”
“Oh!” Mendengar kata-kata ini, Xuan Tian Ge-pun melangkah maju ke depan, “Seorang Putri Kekaisaran yang tidak ada hubungannya dengan Kekaisaran sudah melihatku, namun mengapa dia masih tidak mau untuk berlutut?”
(Qing Le dan Xuan Tian Ge, mereka berdua adalah Putri Kekaisaran, tetapi keluarga Qing Le tidak ada hubungannya dengan keluarga Kekaisaran. Keluarga Qing Le mendapatkan gelar itu sebagai gelar kehormatan saja.)
Qing Le akhirnya melihat Xuan Tian Ge, yang telah berdiri di belakang Feng Yu Heng. Qing Le tidak dapat menahan diri untuk mengerutkan keningnya. Meskipun Qing Le dan Xuan Tian Ge merupakan Putri Kekaisaran, kedudukan mereka berdua jelas berbeda. Di satu pihak benar-benar merupakan keturunan dari Keluarga Xuan, sementara Ayah dari Qing Le hanyalah orang yang telah diberi gelar kebangsawanan itu. Selain itu, Ayah Qing Le juga tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan. Sekarang Xuan Tian Ge sudah menegurnya, hal itu benar-benar membuat Qing Le merasa malu.
Mengikuti kata-kata Xuan Tian Ge itu, Feng Tian Yu dan Ren Xi Feng, keduanya yang juga berdiri di belakang, akhirnya juga melangkah maju ke depan. Feng Tian Yu berkata, “A Heng mungkin memang merupakan putri seorang Selir di dalam keluarga Feng, tetapi aku adalah putri dari istri pertama di dalam keluarga Feng. Bolehkah aku bertanya kepada Putri Kekaisaran ini, apakah ada sesuatu yang ingin Putri Kekaisaran ini sampaikan kepada Perdana Menteri Feng?”
Ren Xi Feng juga angkat bicara, “Kediaman Jenderal Ping Xi-ku juga ingin meminta saran dari Putri Kekaisaran Qing Le. Atau aku bisa meminta pada Ayahku untuk pergi ke istana Ding An untuk mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Tuan Ding An. Bai Fu Rong adalah saudari kami. Tidak peduli keluarga macam apa yang dimiliki oleh Bai Fu Rong, kami semua akan mendukung Bai Fu Rong. Sedangkan untuk A Heng, meskipun A Heng adalah putri seorang Selir di dalam keluarga Feng, sebaiknya kau jangan lupa, bahwa A Heng adalah calon Selir resmi dari Pangeran Yu.”
(Saya cukup yakin bahwa Ayah Ren Xi Feng ini seharusnya bernama Jenderal Ping Nan, tetapi pengarang menuliskannya sebagai Jenderal Ping Xi untuk bab ini dan bab berikutnya.)
Feng Yu Heng tiba-tiba saja tersenyum. Sambil menutupi mulutnya, Feng Yu Heng tertawa kecil kemudian menoleh ke arah para saudarinya yang berada di sisinya dan berkata, “Putri Kekaisaran, orang-orang penting melupakan banyak hal. Tidak bisa mengingat itu merupakan hal yang biasa terjadi, tetapi tidak apa-apa. Aku nanti akan meminta Xuan Tian Ming untuk membakar Istana Ding An untuk mengingatkan Putri Kekaisaran Qing Le. Putri Kekaisaran, tidak perlu bersikap sopan, Xuan Tian Ming tidak akan menganggap bahwa hal itu merepotkan.”
Cara Feng Yu Heng yang dengan santainya memanggil Pangeran Yu dengan begitu saja tanpa embel-embel gelar kehormatan secara tidak langsung menjelaskan kepada semua orang yang ada di situ bahwa dia dan Pangeran Kesembilan jelas-jelas memiliki hubungan cinta yang mendalam setelah pertunangan keduanya terjadi. Putri Kekaisaran Qing Le merasa sangat marah sehingga hatinya terasa seakan-akan hendak meledak, tetapi orang-orang yang ada di hadapannya itu bukanlah orang-orang yang bisa dengan mudahnya dia singgung. Karena tidak ada tempat untuk melampiaskan amarahnya, Putri Kekaisaran Qing Le melihat pelayan yang masih berlutut di atas lantai, dan mengangkat kakinya untuk menendang pelayan itu.
Tetapi ketika Putri Kekaisaran Qing Le ini mengangkat kakinya, dia tiba-tiba saja merasakan ada sesuatu yang menyentuh lututnya. Rasa sakit yang dia rasakan itu menyebabkan seluruh kakinya mati rasa. Kakinya yang sudah terangkat itu juga berhenti di udara.
Putri Kekaisaran Qing Le menoleh dan melihat bahwa Feng Yu Heng-lah yang telah melemparkan sendok ke arah kakinya. Putri Kekaisaran Qing Le tidak tahu mengapa kekuatan dibalik pelemparan sendok itu begitu besar. Rasanya seperti sebuah batu sudah dilemparkan ke kakinya, yang membuat kakinya terasa sakit.
Qing Le merasa tidak senang. Bahkan jika dia tidak dapat mengangkat kakinya sekalipun, dia masih memiliki tangan. Sambil membungkukkan pinggangnya, Qing Le mengulurkan tangannya pada pelayan yang masih berlutut di atas lantai itu, kemudian menarik kerah pakaian pelayan itu dan menampar wajah pelayan itu sebanyak dua kali.
Pelayan itu menangis karena rasa sakit yang dia rasakan, tetapi dia menyadari bahwa dia tidak dapat untuk menyinggung Putri Kekaisaran ini, maka pelayan itupun diam-diam menangis dengan sedih.
Putri Kekaisaran Qing Le merasa sedikit lebih baik setelah dia memukul dan mendorong pelayan itu hingga pergi menjauh. Putri Kekaisaran Qing Le menoleh ke belakang dan menatap Feng Yu Heng dengan tatapan mata penuh provokasi.
Mungkin akan lebih baik jika Putri Kekaisaran Qing Le itu tidak melihat ke arah Feng Yu Heng. Ketika Putri Kekaisaran Qing Le itu menoleh, dia menyadari bahwa Feng Yu Heng sudah sampai di dekatnya. Meniru apa yang baru saja dilakukan oleh Putri Kekaisaran Qing Le, Feng Yu Heng mencengkram kerah pakaian Putri Kekaisaran Qing Le dan mengangkat tangannya sebelum menampar wajah Putri Kekaisaran Qing Le sebanyak tiga kali.
Putri Kekaisaran Qing Le ditampar dengan begitu bodohnya oleh Feng Yu Heng. Bahkan jika dia mati sekalipun, Putri Kekaisaran Qing Le tidak pernah menyangka bahwa putri dari seorang Selir Perdana Menteri akan memiliki nyali sebesar itu untuk memukulnya. Pipi Putri Kekaisaran Qing Le tersengat oleh rasa sakit, dan dia ingin membalasnya, tetapi Putri Kekaisaran Qing Le mendengar Feng Yu Heng berkata, “Jangan berpikir bahwa aku tidak melihat apa yang terjadi ketika kalian bertiga jatuh tadi. Jika bukan karena kau mengulurkan kakimu dan membuat Bai Fu Rong tersandung, bagaimana mungkin insiden ini akan terjadi. Putri Kekaisaran Qing Le, ketika ingin mencari-cari kesalahan orang lain, buka matamu dan lihat dengan jelas siapa yang ingin kau salahkan! Hari ini aku akan memberitahumu, aku, Feng Yu Heng, yang memiliki setengah dari Gedung Dewa Terhormat ini. Kau sudah menganiaya pelayanku. Aku benar-benar tidak bisa berpura-pura bahwa hal itu samasekali tidak terjadi. Tiga tamparan itu sudah dikembalikan kepadamu. Dan tiga tamparan itu akan menjadi pengingat bagimu.”
Bagaimana mungkin Qing Le bisa tahan mendengarkan kata-kata Feng Yu Heng itu, terutama kata-kata ‘pemilik setengah dari Gedung Dewa Terhormat’ membuat Qing Le merasa semakin kesal. Qing Le menggerakkan tangannya sekali lagi, dan mengeluarkan sebuah belati dari suatu tempat di tubuhnya!
Tumbuh besar di kediaman seorang Jenderal, Ren Xi Feng sejak kecil sudah berlatih ilmu bela diri, jadi diantara mereka, mata Ren Xi Feng-lah yang paling tajam. Karena Ren Xi Feng merupakan orang pertama yang melihat apa yang dilakukan oleh Qing Le itu, Ren Xi Feng buru-buru mengingatkan Feng Yu Heng, “A Heng, hati-hati.”
Feng Yu Heng sedang bersandar ketika dia melihat Qing Le mengeluarkan belatinya.
Mereka semua hanya melihat entah bagaimana pinggang Feng Yu Heng menekuk 90 derajat ke belakang. Ketika Qing Le melangkah ke depan untuk menusukkan belatinya ke arah Feng Yu Heng itu, semua orang menyingkir dan mengosongkan tempat di sekitar Feng Yu Heng dan Qing Le.
Feng Yu Heng menjadi sangat marah. Feng Yu Heng menggerakkan kakinya, dan langsung menendang perut bagian bawah Qing Le.
Feng Yu Heng bisa menghindari serangan dari Qing Le itu, tetapi Qing Le pasti tidak mampu menghindari serangan dari Feng Yu Heng itu. Feng Yu Heng menendang dengan sekuat tenaga dan menyebabkan Qing Le merasa sangat kesakitan. Feng Yu Heng melanjutkan dengan memukul punggung Qing Le, dan memaksa Qing Le untuk berlutut di atas lantai.
Mereka semua mendengar Xuan Tian Ge berkata, “Bangun.”
Feng Yu Heng kemudian mengangkat kakinya dan menegakkan tubuh Qing Le.
Qing Le terluka dan merasa sangat marah hingga hampir memuntahkan darah. Ketika Qing Le kembali mengangkat kepalanya, Qing Le menatap Feng Yu Heng dengan garang dan berkata, “Kau benar-benar berani!”
Feng Yu Heng membalas, “Kau sendiri juga tidak kurang berani. Putri Kekaisaran Qing Le, sebenarnya aku tidak bermaksud untuk berkelahi denganmu. Tetapi kau terus mencoba dan memaksaku untuk turun tangan. Sebagai seorang manusia, kau harus selalu memikirkan semuanya sebelum berbicara dan bertindak. Kau perlu tahu apakah kau bisa mengalahkan lawanmu sebelum kau bertindak. Kau ingin membandingkan keluarga. Sangat bagus, di pihak kami, kami memiliki seseorang yang mewakili istana Wen Xuan, seseorang yang mewakili kediaman Perdana Menteri, seseorang yang mewakili kediaman Jenderal Ping Xi, dan aku yang tidak berharga ini sebenarnya mewakili istana Pangeran Yu. Aku bertanya kepadamu, atas dasar apa kau berani bersikap sombong di hadapan kami? Siapa diantara kami yang mampu untuk kau singgung?”
Qing Le-pun menjadi tidak dapat untuk berkata-kata, bahkan sepupu dan kerabatnya yang kaya sekalipun yang keluar dari ruangan mereka juga tidak dapat untuk berkata-kata. Semua orang yang disebutkan oleh Feng Yu Heng itu benar-benar merupakan orang-orang yang tidak mampu untuk mereka sakiti.
Apa yang bisa dilakukan jika kubu Qing Le tidak mampu untuk menyinggung perasaan kubu Feng Yu Heng? Maka kubu Qing Le hanya bisa untuk menghindarinya saja. Sepupu Qing Le maju ke depan dan menangkupkan kedua tangannya ke arah Feng Yu Heng, sambil berkata, “Maaf.” Sepupu Qing Le itu kemudian membantu Qing Le dan meninggalkan Gedung Dewa Terhormat. Setelah rombongan Qing Le berjalan cukup jauh, dapat terdengar teriakan dari Qing Le, “Feng Yu Heng, tunggu aku! Cepat atau lambat, kau akan menyesalinya!”
- Home
- Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia]
- Bab 82.1 - A Heng, Benar-benar Sangat Berkuasa!
Donasi pada kami dengan Gojek!
