Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia] - Bab 74.1
- Home
- Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia]
- Bab 74.1 - Alasan Sebenarnya dari Mempersembahkan Dupa di Kuil Pu Du
Setelah Feng Yu Heng kembali ke kamarnya, Wang Chuan, Huang Quan, dan Ban Zou berdiri di hadapan Feng Yu Heng.
Berbicara mengenai hal itu, Feng Yu Heng merasa cukup puas dengan cara Huang Quan dan Ban Zou membereskan daerah tempat mereka berkelahi dengan para penjahat itu. Ketika Ban Zou memberitahu Feng Yu Heng bahwa orang-orang dari keluarga Feng telah berdiri di tempat mereka berkelahi sebelumnya tetapi tidak menemukan sesuatu yang luar biasa, Feng Yu Heng tahu bahwa Huang Quan dan Ban Zou telah membereskan tempat itu dalam waktu yang sangat singkat.
Sedangkan mengenai dirinya sendiri, Feng Yu Heng telah membawa Zi Rui dan bersembunyi di rerumputan yang tebal sebelum menggunakan ruangannya untuk kembali ke kuil. Feng Yu Heng juga menggunakan obat yang ada di ruangannya untuk membangunkan Zi Rui dan menyarankan Zi Rui untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh Feng Yu Heng.
Sedangkan mengenai kerjasama dengan para biksu itu, hal itu tidak dapat dianggap sebagai kerjasama. Biksu yang sedang mengetuk ikan kayu itu berusaha untuk mengingat-ingat kapan sebenarnya Feng Yu Heng itu muncul di dekatnya ketika dia sedang melantunkan sutra. Adapun biksu yang pergi ke belakang gunung untuk mencari keluarga Feng, Feng Yu Heng sudah memberi biksu itu sebuah tasbih bodhi yang berusia ribuan tahun, yang diambil Feng Yu Heng dari ruangannya.
Feng Yu Heng berniat untuk menilai perilaku biksu itu, hanya dengan mengatakan bahwa tasbih bodhi yang berusia ribuan tahun itu telah didapatkan oleh Feng Yu Heng di masa lalu dengan harga yang sangat tinggi. Di masa sekarang ini, Feng Yu Heng khawatir jika tidak ada seorangpun yang bisa tumbuh dewasa. Bagi seorang biksu, benda yang diberikan oleh Feng Yu Heng itu tentu saja merupakan benda yang sangat berharga.
“Ketika kalian membereskan semua mayat itu, apakah kalian meninggalkan jejak?” Feng Yu Heng bertanya kepada Huang Quan dan Ban Zou yang berdiri di hadapannya.
Ban Zou mengangguk dan berkata, “Hamba sengaja meninggalkan cukup banyak jejak agar dapat ditemukan oleh pengawal tersembunyi Feng Jin Yuan. Sedangkan anggota keluarga Feng yang lainnya, tidak akan ada yang dapat menemukannya.”
Feng Yu Heng mengangguk. Sangat bagus, Feng Yu Heng hanya ingin Feng Jin Yuan mengerti bahwa dia bukanlah gadis yang tidak tahu apa-apa mengenai cara untuk membunuh orang. Feng Yu Heng tidak peduli siapa pemimpin dari gerombolan penjahat yang beraksi pada hari ini, tetapi Feng Yu Heng harus mengingatkan Feng Jin Yuan, jika kau adalah orang yang berani melakukan hal itu, maka kau tidak akan dapat melawanku. Jika bukan kau yang berani melakukan semua ini, maka aku akan memberitahumu bahwa ada seseorang yang ingin untuk membunuh putrimu ini. Lakukan saja apa yang ingin kau lakukan.
Ini adalah kedua kalinya Feng Yu Heng dan juga Huang Quan diserang oleh gerombolan penjahat. Feng Yu Heng ingat bahwa sebelumnya Pangeran Kesembilan sudah memberitahukan kepadanya jika semua itu merupakan perbuatan orang-orang dari keluarga Chen. Merasa ragu, Huang Quan bertanya kepada Feng Yu Heng, “Seperti yang sudah dilihat oleh Nona Muda, apakah semua ini juga dilakukan oleh kelompok orang yang sama yang menyerang kita terakhir kalinya dulu?”
Feng Yu Heng menyeringai, “Sepertinya memang begitu.”
Wang Chuan yang menyaksikan semua kejadian ini tidak dapat menahan diri untuk mengingatkan mereka, “Sepertinya bahkan jika Nona Muda Tertua keluarga Feng bukanlah orang yang berada di belakang semua ini, dia pasti merupakan kaki tangan dari orang yang sebenarnya berada di balik semua ini. Yang dilakukan oleh Nona Muda Tertua pada malam ini menegaskan bahwa dia mengetahui semua yang akan terjadi. Nona Muda Tertua secara sengaja mencoba untuk mengetahui dimana keberadaan Nona Muda Kedua kita ini, kemudian Nona Muda Tertua menuntun orang-orang dari keluarga Feng untuk pergi ke belakang gunung.”
Feng Yu Heng mencibir. Kakak perempuan sulungnya itu benar-benar memiliki wajah seorang Bodhisattva dan hati seekor ular. Jika orang seperti itu benar-benar menjadi seorang Permaisuri, maka mungkin seluruh dunia akan tunduk pada rencana jahatnya.
“Ban Zou.” Feng Yu Heng merendahkan suaranya dan mengatur rencana yang lain.
“Ya, Nona Muda.”
“Pergilah untuk menyelidiki dan memeriksa apakah Nenek Sun memiliki anak ataukah memiliki cucu. Jika Nenek Sun memiliki anak atau cucu, selanjutnya tolong kau selidiki apakah anak atau cucu Nenek Sun ini memiliki hubungan dengan keluarga Chen, ataukah mereka bekerja untuk keluarga Chen?”
Ban Zou mengangguk, “Hamba akan mengingatnya.” Ban Zou berbalik, kemudian menatap Wang Chuan dan juga Huang Quan, dan berkata, “Kalian berdua, lindungi majikan dengan baik.” Selesai berkata-kata, Ban Zou menghilang dalam sekejap mata.
Huang Quan dan Wang Chuan tidak tahu apa-apa mengenai cerita tentang Nenek Sun. Mendengar Feng Yu Heng menyebutkan mengenai hal itu, mereka berdua menjadi bingung.
Huang Quan bertanya, “Apakah Nona Muda merasa ragu kepada Nenek Sun? Bukankah Nenek Sun merupakan bagian dari mahar yang diberikan kepada Nyonya Yao?”
“Nenek Sun memang merupakan bagian dari mahar yang diberikan kepada Ibu.” Feng Yu Heng menghela nafas, “Seiring dengan berlalunya waktu, maka hati seseorang juga akan berubah.”
===
Keesokkan harinya, pengurus Kuil Pu Du sudah mengatur agar keluarga Feng dapat mempersembahkan dupa dan melakukan upacara menyalakan lentera.
Orang-orang dari keluarga Feng membungkukkan badan mereka dengan tulus kepada Sang Buddha dan melantunkan sutra. Feng Yu Heng memperhatikan semua itu dengan mata dingin. Hanya Sang Buddha yang dapat membebaskan semua makhluk hidup dari siksaan, tetapi tidak diketahui apakah Sang Buddha juga dapat membebaskan mereka dari pikiran jahat yang ada di hati mereka. Bagi keluarga yang memiliki sifat seperti itu, datang ke Kuil Pu Du untuk menyembah Sang Buddha, benar-benar sangatlah ironis.
Mempersembahkan dupa dan juga upacara menyalakan lentera dimulai pada pagi hari dan berakhir di sore hari. Setelah upacara selesai, perut semua orang berbunyi karena merasa lapar.
Selama waktu itu, Feng Yu Heng sekali lagi melihat putri dari tuan An Ding. Putri itu sekali lagi menatap Feng Yu Heng dengan tatapan mata penuh permusuhan, yang membuat Feng Yu Heng merasa ingin menangis sekaligus tertawa.
Setelah selesai memakan makanan yang tidak mengandung daging, Feng Jin Yuan mengumumkan kepada semua orang bahwa mereka akan tinggal di Kuil Pu Du untuk satu malam lagi. Mereka akan kembali ke ibukota pada pagi-pagi sekali keesokkan harinya. Setelah itu, semua orangpun membubarkan dirinya masing-masing.
Nenek Besar tetap tinggal di tempat itu.
Feng Jin Yuan tahu apa yang ingin ditanyakan oleh Nenek Besar dan Feng Jin Yuan-pun mengambil inisiatif untuk berkata, “Jangan khawatir, Ibu. Segala sesuatunya sudah diatur dengan baik. Besok pagi, seorang biarawati akan turun dari biara dan membawa Chen Shi pergi. Keluarga Feng akan menyatakan bahwa Chen Shi masih tetap tinggal di biara untuk berdoa agar keluarga Feng mendapatkan keberuntungan dan juga nasib yang baik.”
Nenek Besar mendesah dan mengangguk, “Ini adalah keputusan yang benar. Jika Chen Shi tetap berada di kediaman keluarga Feng, maka cepat atau lambat, akan terjadi masalah besar.”
“Itu benar. Alasan putramu ini menyusun rencana dengan mengajak seluruh anggota keluarga Feng untuk mempersembahkan dupa di Kuil Pu Du adalah sebagai alasan untuk mengusir Chen Shi keluar dari kediaman keluarga Feng. Hal ini juga bertujuan untuk menyelamatkan kehormatan Chen Yu dan juga Zi Hao.”
Nenek Besar kemudian memikirkan masalah yang terjadi dengan Istana Wen Xuan dan tidak dapat menahan amarahnya, “Jika Chen Shi bertingkah sebagai seorang majikan di rumahnya sendiri, maka hal itu terserah pada Chen Shi. Aku tidak pernah membayangkan bahwa Chen Shi akan menyinggung Selir Kekaisaran Yun. Sekarang Chen Shi juga telah menyinggung Istana Wen Xuan. Semua kekacauan yang telah terjadi ini, kau harus mengurus semuanya dengan baik.”
Kepala Feng Jin Yuan juga terasa sakit, karena itu Feng Jin Yuan juga menghela nafas, “Sikap Selir Wen Xuan itu, Ibu juga telah melihatnya. Bagaimana Selir Wen Xuan itu begitu mudah bersahabat dengan orang lain. Juga ada Putri Wu Yang, yang sejak kecil, sudah seperti Pangeran Kesembilan, suka menimbulkan bencana, akan tetapi Kaisar masih tetap menyayangi Putri Wu Yang itu.
Akan tetapi Nenek Besar, samasekali tidak percaya bahwa tidak ada cara untuk dapat melewati semua itu, “Bukankah Yao Shi berhubungan baik dengan Selir Wen Xuan? Sekarang masalah Chen Shi sudah teratasi, jadi ini adalah waktu yang tepat untuk meredakan ketegangan dengan Yao Shi. Sejak Yao Shi dan anak-anaknya kembali, kau bahkan belum pernah sekalipun berkunjung ke kediaman mereka, bukan?”
Maksud Nenek Besar sudah jelas. Yao Shi adalah selir dari Feng Jin Yuan. Feng Jin Yuan harus tidur bersama dengan Yao Shi.
Tetapi Feng Jin Yuan benar-benar menggelengkan kepalanya, “Menempatkan Chen Shi di biara adalah pilihan terakhir, tetapi posisi Chen Shi sebagai istri utama tidak dapat digantikan. Lagipula, masih ada Feng Chen Yu. Feng Chen Yu adalah harapan satu-satunya dari keluarga Feng.”
Nenek Besar sedikit memarahi Feng Jin Yuan, “Bodoh! Siapa yang menyuruhmu untuk mengganti posisi Chen Shi sebagai istri utama? Aku hanya mengatakan kepadamu untuk lebih sering mengunjungi kamar Yao Shi. Pengaruh keluarga Yao sangatlah kuat. Sekarang masalah pernikahan antara A Heng dan Pangeran Kesembilan telah ditetapkan, kau tidak bisa lagi mengabaikan Ibu kandung A Heng itu. Jika Yao Shi mengatakan beberapa kata yang baik kepada Selir Wen Xuan, hal itu akan menjadi lebih baik.”
Feng Jin Yuan mengangguk dengan putus asa, “Putramu ini akan melakukan yang terbaik.”
Nenek Besar dan Feng Jin Yuan itu melakukan percakapan di dalam ruangan, tetapi mereka berdua tidak berpikir bahwa di luar jendela, Chen Yu yang terlambat untuk meninggalkan tempat itu telah mendengar semua percakapan antara Nenek Besar dan Feng Jin Yuan itu.
- Home
- Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia]
- Bab 74.1 - Alasan Sebenarnya dari Mempersembahkan Dupa di Kuil Pu Du
Donasi pada kami dengan Gojek!
