Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia] - Bab 71.2
- Home
- Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia]
- Bab 71.2 - Saingan Cinta Feng Yu Heng
Kedua gadis itu bercakap-cakap dan tertawa untuk waktu yang lama hingga seorang pelayan dikirim oleh Selir Wen Xuan untuk meminta Xuan Tian Ge kembali. Baru pada saat itulah Xuan Tian Ge mengucapkan selamat tinggal kepada Feng Yu Heng dengan enggan. Ketika Xuan Tian Ge akan pergi, Xuan Tian Ge berkata, “Ketika kau kembali ke ibukota, aku akan memperkenalkanmu pada beberapa orang saudaraku yang baik. Bulan depan akan menjadi akhir bulan, maka akan ada acara makan malam di istana untuk merayakannya. Karena tahun ini kau telah kembali ke ibukota, kau harus ikut dalam acara makan malam itu.”
Feng Yu Heng butuh waktu lama untuk menanggapi kata-kata Xuan Tian Ge itu sebelum menyadari bahwa apa yang disebut dengan akhir bulan itu adalah nama lain untuk Perayaan Pertengahan Musim Gugur. Rupanya, tanpa disadari oleh Feng Yu Heng, Feng Yu Heng sudah berada di jaman kuno ini untuk waktu yang lama.
Setelah mengantar Xuan Tian Ge, Feng Yu Heng bersiap-siap untuk mengunjungi Yao Shi dan Zi Rui. Wang Chuan beristirahat sebentar dan memakan beberapa makanan. Kekuatan fisik Wang Chuan akhirnya pulih. Feng Yu Heng memberikan beberapa obat penghilang rasa sakit kepada Wang Chuan untuk membantu meringankan rasa sakit yang dirasakan oleh Wang Chuan itu.
Feng Yu Heng dan Wang Chuan bersiap untuk pergi ketika mereka melihat Huang Quan datang sambil menggendong Zi Rui yang sedang tertidur. Feng Yu Heng melihat ke belakang mereka dan tidak melihat adanya Yao Shi, maka Feng Yu Heng-pun bertanya, “Dimana Ibu?”
Huang Quan berkata dengan lirih, “Nyonya dan Nenek Sun pergi untuk memberikan beberapa makanan penutup kepada Nenek Besar dan Chen Shi.”
Feng Yu Heng merasa bingung, “Bagaimana ceritanya mereka bisa memberikan makanan penutup kepada Nenek Besar dan juga Chen Shi?”
Huang Quan menjelaskan, “Makanan penutup itu berasal dari rumah. Tadi malam, Nenek Sun mengatakan bahwa Nenek Besar tidak memakan makanan penutup ketika berada di kuil. Sebelumnya selalu Chen Shi yang menyiapkan dan membawa makanan penutup itu untuk Nenek Besar. Saat ini, keadaan Chen Shi tidak memungkinkan baginya untuk menyiapkan makanan penutup itu, sehingga Nyonya dan Nenek Sun menyiapkan makanan penutup untuk Nenek Besar semalam.”
Feng Yu Heng tiba-tiba menaikkan alisnya, karena Feng Yu Heng memiliki firasat yang buruk.
“Sudah berapa lama Ibu dan Nenek Sun pergi?”
“Sudah lama.” Jawab Huang Quan.
Feng Yu Heng dengan cepat mengambil alih untuk menggendong Zi Rui dan langsung membaringkannya di atas tempat tidur, juga menyelimuti Zi Rui, kemudian Feng Yu Heng berbalik dan menatap Huang Quan, “Kau pergilah ke tempat dimana Chen Shi tinggal. Jika kau melihat Ibu, bawa Ibu kembali. Jangan biarkan Ibu memberikan makanan penutup itu. Pergilah dengan cepat dan kembalilah dengan cepat. Zi Rui juga tidak dapat ditinggalkan sendirian begitu saja.”
Huang Quan tidak bertanya apa-apa, dan hanya menganggukkan kepalanya. Huang Quan berbalik, dan dengan cepat bergegas keluar.
Feng Yu Heng menarik Wang Chuan, “Ayo pergi, kita akan pergi ke tempat Nenek Besar.”
Feng Yu Heng benar-benar tidak pernah berpikir bahwa Nenek Sun akan menyeret Yao Shi di tengah malam hanya untuk menyiapkan makanan penutup untuk Nenek Besar. Jika orang lain melakukan sesuatu pada makanan penutup itu sementara Yao Shi tidak memperhatikannya, Feng Yu Heng khawatir Ibunya akan dituduh melakukan perbuatan yang jahat.
Ekspresi wajah Feng Yu Heng dan juga Wang Chuan terlihat murung ketika mereka berdua berjalan dengan tergesa-gesa, akan tetapi di tengah jalan, keduanya dihentikan oleh Feng Chen Yu.
Ekspresi wajah Feng Chen Yu terlihat sangat cemas. Melihat Feng Yu Heng, Feng Chen Yu segera menariknya dan berkata dengan cemas, “Saudari kedua, kau memiliki pengetahuan di bidang obat-obatan. Cepatlah pergi ke tempat Saudari Ketiga dan lihatlah keadaannya.”
“Hm?” Feng Yu Heng terkejut. Feng Yu Heng-pun bertanya, “Apa yang terjadi dengan Xiang Rong?”
Feng Chen Yu menggelengkan kepalanya, “Aku juga tidak tahu. Ayah menyuruhku untuk menjaga adik-adik perempuanku. Aku sedang bersiap-siap untuk mengunjungi kamar kalian masing-masing, tetapi ketika aku sampai di kamar Saudari Ketiga, aku perhatikan kulit wajah Saudari Ketiga terlihat sangat buruk. Saudari Ketiga berada di atas tempat tidurnya dan bahkan tidak dapat bergerak.”
Feng Yu Heng mengerutkan kening, “Dimana Ibu Selir An?”
Feng Chen Yu berkata, “Ibu Selir An sedang bersama Nenek Besar. Saudari Kedua, cepat pergi dan lihatlah.”
Feng Yu Heng berpikir bahwa sikap Feng Chen Yu itu bukan seperti sedang berpura-pura. Berpikir sebentar, Feng Yu Heng-pun berkata kepada Wang Chuan, “Aku akan pergi bersama dengan Kakak Tertua, lakukan apa yang tadi telah aku katakan kepadamu.”
Wang Chuan mengangguk dan bergegas pergi.
Feng Yu Heng mengikuti Feng Chen Yu pergi ke kamar Xiang Rong. Benar saja, wajah Xiang Rong terlihat pucat, Xiang Rong sedang berbaring di atas tempat tidur, terlihat lelah secara mental.
“Apa yang terjadi?” Feng Yu Heng dengan cepat melangkah maju dan tiba di dekat Xiang Rong. Feng Yu Heng menjulurkan tangannya ke dahi Xiang Rong, dahi Xiang Rong terasa panas.
“Mengapa Kakak Kedua datang kemari?” Xiang Rong merasa agak tersanjung. Dibandingkan dengan wajah Feng Chen Yu yang sangat cantik, Xiang Rong lebih menyukai temperamen Feng Yu Heng yang unik itu. Xiang Rong menyukainya sejak dia masih kecil dulu, “Aku hanya bersikap sedikit sembrono. Berbaring sebentar saja sudah cukup bagiku.”
Feng Chen Yu kemudian berkata, “Xiang Rong, ketika kau merasa tidak enak badan, kau tidak boleh menahan rasa sakitmu itu dan hanya berdiam diri saja. Saudari Kedua memiliki pengetahuan di bidang obat-obatan. Memintanya untuk datang kemari dan melihat keadaanmu, membuatku merasa tenang.”
Feng Xiang Rong melirik Feng Chen Yu kemudian berkata dengan lembut, “Terima kasih untuk perhatian Kakak Tertua.”
Feng Yu Heng tidak mengatakan apa-apa. Feng Yu Heng hanya meletakkan tangannya pada pergelangan tangan Xiang Rong untuk sementara waktu kemudian merasa tenang.
“Tidak apa-apa, hanya sedikit demam. Berbaringlah sebentar dan minta pelayan untuk merebus air minum untukmu. Aku masih harus pergi ke tempat Nenek Besar. Ketika aku kembali, aku akan memberimu obat.”
“Kakak Kedua tidak perlu repot-repot.” Xiang Rong berpikir bahwa dia harus meminum sup obat yang rasanya pahit dan tidak disukainya itu, “Kakak Kedua, kakak bisa melakukan apa yang ingin kakak lakukan. Xiang Rong baik-baik saja.”
“Istirahat yang baik. Aku akan kembali dan melihat keadaanmu.” Feng Yu Heng tidak mengatakan apa-apa lagi, Feng Yu Heng berdiri, dan kemudian pergi.
Feng Chen Yu juga mengikuti Feng Yu Heng, “Aku akan menemani Saudari Kedua. Aku juga ingin pergi mengunjungi Ibu.”
Satu per satu Feng Yu Heng dan Feng Chen Yu meninggalkan kamar Feng Xiang Rong. Baru setelah mereka berdua meninggalkan halaman kecil kamar Feng Xiang Rong, terdengar suara Feng Chen Yu. Akan tetapi, kali ini, suara Feng Chen Yu itu tidak terdengar penuh belas kasih seperti sebelumnya. Sebaliknya, suara Feng Chen Yu itu terdengar begitu dingin, “Selalu memiliki batas untuk kesalahan, adalah hal yang baik bagi setiap orang.”
===
Mulai chapter ini, saya akan mengganti sebutan ‘Ratu Wu Yang’ menjadi ‘Putri Wu Yang’ agar lebih enak untuk dibaca dan dipahami. Terima Kasih 🙂
- Home
- Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia]
- Bab 71.2 - Saingan Cinta Feng Yu Heng
Donasi pada kami dengan Gojek!
