Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia] - Bab 117.2
- Home
- Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia]
- Bab 117.2 - Surat yang Aneh
Baru-baru ini, Nenek Besar tidak lagi merasa takut jika masalah sakit pinggangnya kembali kambuh di musim dingin. Selama Feng Yu Heng masih ada, penyakit macam apa yang tidak dapat diobati! Nenek Besar tidak bisa menahan diri untuk merasa bahagia karena berpikir seperti ini. Dengan melakukan hal-hal seperti ini, tidak ada pihak yang akan tersinggung. Dengan bersikap seperti ini, Nenek Besar bisa melindungi Feng Chen Yu dan tidak membuat Feng Yu Heng merasa kecewa. Benar-benar membunuh dua ekor burung dengan menggunakan sebuah batu.
===
Siang hari itu, Feng Fen Dai berteriak-teriak ketika diikat oleh para pelayan dan dilemparkan ke dalam kereta. Tetapi ketika kereta berangkat, Feng Fen Dai mengertakkan giginya dan diam-diam bersumpah kepada keluarga Feng, aku pasti akan kembali! Semua penghinaan yang sudah kau lakukan yang membuatku menderita, aku akan mengembalikan semua itu berkali-kali lipat. Sama seperti pembalasan yang dilakukan oleh Feng Yu Heng, aku akan mengikuti apa yang dilakukan oleh Feng Yu Heng itu dan membuat kalian semua merasa bahwa hidup dalam penghinaan lebih buruk daripada kematian.
Dengan kepergian Chen Shi, Feng Zi Hao, dan Feng Fen Dai, keluarga Feng-pun menjadi damai.
Feng Yu Heng merasa bahwa beberapa masalah telah berlarut-larut cukup lama, dan sudah waktunya untuk menyelesaikan semua masalah itu.
Sementara Yao Shi sedang mengawasi Feng Zi Rui yang sedang tidur siang, Feng Yu Heng memanggil Nenek Sun ke halaman rumahnya sendiri. Di bawah pohon jujube di halaman rumahnya sendiri, Feng Yu Heng menyerahkan peti kecil yang terbuat dari perak yang sudah longgar kepada Nenek Sun.
Nenek Sun tertegun sejenak, dan sepertinya tidak menyadari apa yang terjadi. Sambil menatap Feng Yu Heng, Nenek Sun-pun berlutut.
“Pelayan tua ini berterima kasih kepada Nona Muda Kedua karena telah berbaik hati untuk tidak membunuh pelayan tua ini.” Nenek Sun tahu bahwa dia tidak bisa menyembunyikannya dari Feng Yu Heng. Nenek Sun jelas memahami hal ini sejak dia melihat jepit rambut, apalagi setelah mereka kembali dari Kuil Pu Du, Feng Yu Heng terus mengawasi Nenek Sun. Akan tetapi, selama beberapa hari terakhir ini, Feng Yu Heng juga tidak mengusir Nenek Sun. Hari-hari seperti ini, dari sudut pandang Nenek Sun, lebih sulit untuk ditanggung daripada berada di neraka itu sendiri. Nenek Sun menghabiskan setiap hari dengan berpikir bahwa hari ini akan menjadi hari yang terakhir baginya, tetapi pada hari berikutnya, Nenek Sun masih tetap bisa melihat matahari terbit. Tidak ada kejutan, hanya ketakutan.
“Alasan mengapa aku tidak membunuhmu adalah karena kau telah melayani Ibuku sejak lama.” Feng Yu Heng memandang Nenek Sun dan juga merasakan sedikit rasa emosional, “Aku juga tahu bahwa kau melakukan semuanya untuk cucumu, tetapi kau tidak bisa lagi terus berada di dalam kediaman keluarga Feng ini. Uang ini bisa dianggap sebagai sedikit niat baik dariku. Ambil uang ini dan pergilah sekarang. Tidak perlu mengucapkan selamat tinggal kepada Ibuku. Aku akan memberitahu Ibuku nanti. ”
Air mata mengalir dari mata tua Nenek Sun dan Nenek Sun-pun bersujud dalam-dalam kepada Feng Yu Heng sebanyak tiga kali. Sambil menyeka air matanya, Nenek Sun berbalik dan pergi.
Ketika Wang Chuan melihat Nenek Sun sudah berada cukup jauh dari tempat itu, Wang Chuan-pun berbisik, “Nona Muda tidak membunuh Nenek Sun, tetapi dari sudut pandang keluarga Chen, tidak ada alasan bagi keluarga Chen untuk mempertahankan hidup Nenek Sun. Selain itu, begitu orang semacam ini gagal, maka keluarga Chen pasti akan menyuruh orang lain untuk menangani Nenek Sun.”
Feng Yu Heng mengangguk, “Itulah alasannya. Mengapa kita tidak harus mengotori tangan kita ini.” Feng Yu Heng berdiri dan menarik napas dalam-dalam. Bukan karena Feng Yu Heng bersikap kejam, hal itu hanya dikarenakan tidak ada alasan untuk bersikap simpati dalam beberapa situasi yang terjadi, “Betul sekali.” Feng Yu Heng memanggil Wang Chuan, “Ikutlah denganku ke ruang obat-obatan.”
Seorang majikan dan seorang pelayan memasuki ruang obat-obatan. Feng Yu Heng mengambil sebuah buku yang berisi tulisan tangan dan memberikannya kepada Wang Chuan, “Ini adalah buku yang aku tulis sendiri. Di dalamnya terdapat rincian mengenai bagaimana cara merawat berbagai pasien. Juga terdapat beberapa informasi yang sangat mendasar mengenai obat-obatan herbal dan juga diagnosis terhadap pasien. Zi Rui akan pergi ke Xiaozhou dalam beberapa hari ini, dan kau akan menemani Zi Rui. Temukan seorang guru yang memiliki pengetahuan di bidang medis untuk mengajari dua belas orang gadis cara membaca dan menulis, dan juga minta para gadis itu untuk mempelajari beberapa pengetahuan di bidang medis. Dari dua belas gadis itu, pilih satu orang yang akan terus belajar dan berikan buku ini kepadanya. Ketika gadis itu telah sedikit banyak mempelajari apa yang ada di dalam buku ini, gadis itu akan dapat mempraktikkan apa yang telah dia pelajari itu. Jika di masa depan aku memiliki kesempatan, aku akan melakukan perjalanan ke Xiaozhou. Aku juga akan pergi dan melihatnya secara langsung.”
Wang Chuan menerima buku itu dan mulai menghitung hari-hari di dalam hatinya, “Pergi ke Xiaozhou dan kemudian kembali lagi, Pertengahan Musim Gugur akan tiba. Jika pelayan ini tidak dapat kembali tepat waktu, Nona Muda harus membawa Huang Quan ketika anda nanti pergi ke Istana. Ban Zou tidak bisa memasuki Istana Kekaisaran, maka Nona Muda harus ekstra berhati-hati.”
Feng Yu Heng tertawa, “Aku, Nona Muda keluarga Feng ini, bukanlah sasaran yang empuk. Apalagi, bukankah perjamuan Pertengahan Musim Gugur akan diadakan dimana para tamu laki-laki dan perempuan akan dikumpulkan secara bersama-sama. Xuan Tian Ming juga akan berada di sana!”
Mendengar Feng Yu Heng mengatakan hal seperti itu, Wang Chuan-pun akhirnya benar-benar merasa tenang dan tidak membicarakan hal itu lebih jauh lagi.
===
Pada malam harinya, Xuan Tian Ge mengirim beberapa orang untuk mengingatkan Feng Zi Rui agar segera pergi menuju ke Xiaozhou. Guru Kekaisaran Ye Rong berencana untuk membawa Feng Zi Rui pada saat malam perjamuan Pertengahan Musim Gugur dan mengumumkannya ke seluruh akademi.
Mendengar hal ini, Yao Shi-pun segera mulai bekerja dengan mengemasi barang-barang milik Feng Zi Rui.
Feng Yu Heng tidak mengerti aturan macam apa yang ada di sekolah di zaman kuno. Karena tidak dapat membantu, maka Feng Yu Heng-pun hanya bisa berdiri di samping dan memegang tangan Feng Zi Rui, sementara itu Yao Shi-lah yang sibuk untuk mengerjakan semuanya.
Yao Shi berkemas sambil menghela nafas, “Kalian berdua akhirnya membuatku merasa lega. A Heng memiliki Pangeran Kesembilan yang memujanya, maka tentu saja tidak ada yang perlu dibahas mengenai masalah itu. Sekarang, Zi Rui juga memiliki masa depan yang cerah. Jika Kakek dari pihak Ibu kalian ini mendengar mengenai hal ini, dia pasti akan sangat bahagia.”
Kesan Feng Zi Rui terhadap Kakek dari pihak Ibunya itu sangatlah kabur. Bagaimanapun, pada saat itu Feng Zi Rui masih berusia sangat muda, akan tetapi Feng Zi Rui selalu mendengar ketika Yao Shi dan Feng Yu Heng membicarakan mengenai Kakek dari pihak Ibunya itu, maka Feng Zi Rui-pun memiliki beberapa harapan kepada Kakek dari pihak Ibunya ini.
“Di masa depan, ketika Zi Rui telah membuat kemajuan yang baik, Zi Rui pasti akan memperlakukan Kakek dari pihak Ibu dengan sangat baik.” Anak kecil itu mengangkat kepalanya ke arah Feng Yu Heng dan berkata, “Jika Kakak Perempuan memiliki waktu, ingatlah untuk datang menemuiku di Xiaozhou. Zi Rui pasti akan menyambut Kakak Perempuan dengan senang hati. Di masa depan, tidak peduli apa yang dilakukan oleh Kakak Perempuan, Zi Rui pasti akan bisa menjaga Kakak Perempuan.”
Mendengar perkataan anak kecil itu, hidung Feng Yu Heng benar-benar merasa geli.
===
Dibandingkan dengan paviliun Tong Sheng yang hangat dan penuh dengan harapan, halaman Jin Yu yang dulunya paling mulia dan agung itu sekarang keadaannya seperti mayat hidup. Bahkan Feng Chen Yu sendiri sudah pindah dan tinggal di ruang samping.
Pada saat ini, Feng Chen Yu sedang memegang surat di tangannya dan bertanya kepada pelayan yang bernama Yi Yue, “Siapa yang mengirim surat ini?”
===
Chapter ekstra ini masih tetap disponsori oleh “d******** (+628*******349)” yang sudah mengirimkan donasi melalui Go-Pay. Terima Kasih yaa d********, semoga kebaikanmu ini dibalas berlipat-lipat oleh Tuhan. Sekali lagi, Terima Kasih banyak d********, salam sayang dari Zixia 🙂
- Home
- Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia]
- Bab 117.2 - Surat yang Aneh
Donasi pada kami dengan Gojek!
