Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia] - Bab 110.1
- Home
- Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia]
- Bab 110.1 - Upacara Pemakaman
Berita kematian Chen Shi tidak dianggap aneh oleh semua orang yang tinggal di kediaman keluarga Feng. Cara yang digunakan oleh Chen Shi dalam menjemput mautnya sendiri juga telah dilihat jelas oleh semua orang yang tinggal di kediaman keluarga Feng. Sikap Feng Jin Yuan juga sangat jelas, tetapi setelah masalah ini terselesaikan, Feng Jin Yuan masih tetap menghela nafas dalam-dalam. Feng Jin Yuan pada awalnya berpikir bahwa Chen Shi akan berubah setelah kembali dari Kuil. Akan tetapi, Feng Jin Yuan tidak menyangka bahwa semua itu adalah ulah Chen Shi yang terakhir sebelum kematiannya.
Kata-kata Man Xi itu menyebabkan Feng Chen Yu, yang sedang memegang secangkir teh dan berbicara dengan Nenek Besar, tiba-tiba saja berdiri. Tanpa mempedulikan teh yang menumpahi gaunnya, Feng Chen Yu-pun berlari keluar seperti orang gila.
Nenek Besar menjadi cemas, Nenek Besar merasa takut jika Feng Chen Yu akan menjadi sangat sedih dan kemudian terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang menimpa Feng Chen Yu. Nenek Besar dengan cepat berteriak kepada semua orang, “Mengapa kalian tidak segera pergi mengejar Chen Yu! Jangan biarkan Chen Yu berlarian kesana-kemari!”
Baru pada saat itulah semua orang menjadi tersadar dan bergegas menuju ke halaman Jin Yu.
Feng Chen Yu, pada akhirnya, berlari dengan sangat cepat. Feng Chen Yu-pun tiba di hadapan Chen Shi selangkah lebih cepat dibandingkan dengan yang lainnya. Sekilas, Feng Chen Yu melihat bahwa Ibunya yang dulu gemuk dan bundar itu sekarang ini tampak seakan-akan seseorang telah mengambil berlapis-lapis daging Ibunya itu. Meskipun tubuh Chen Shi tidak tampak keriput, tetapi tubuh Chen Shi itu juga tidak membengkak seperti sebelumnya. Wajah Chen Shi yang menunjukkan dengan sangat jelas. Seluruh kerangka di wajah Chen Shi telah hancur. Pangkal hidung Chen Shi tampak pecah, sementara pipi Chen Shi terlihat memar. Mata Chen Shi tetap terbuka ketika menatap maut yang datang menjemputnya. Mata Chen Shi itu melotot dari kepalanya, seakan-akan kedua mata itu siap terbang keluar dari tempatnya.
Keadaan Chen Shi pada saat kematiannya itu sangat menyeramkan. Keengganan Chen Shi untuk mati tampak terlihat jelas di wajahnya.
Tetapi bagaimana dengan semua itu?
Feng Chen Yu terhuyung-huyung ke depan dan berlutut di samping tempat tidur Chen Shi.
Feng Chen Yu merasakan penyesalan. Mengapa dia begitu dingin ketika Chen Shi dikurung di halaman Jin Yu. Feng Chen Yu bahkan samasekali tidak pergi untuk melihat keadaan Chen Shi selama dikurung di halaman Jin Yu. Chen Shi adalah Ibu Feng Chen Yu. Chen Shi telah melahirkan dan membesarkan Feng Chen Yu. Bagaimana Chen Shi bisa begitu dibenci sehingga meninggal dengan begitu saja?
Air mata Feng Chen Yu menetes satu per satu, ketika Feng Chen Yu tiba-tiba saja merasakan dendam yang begitu besar terhadap Feng Jin Yuan.
Dengan gemetar, Feng Chen Yu memegang tangan dingin Chen Shi. Feng Chen Yu tiba-tiba saja mulai menangis dengan keras, mengesampingkan penampilannya yang pendiam dan tenang yang telah ditunjukkan oleh Feng Chen Yu sejak dia masih kecil dulu. Feng Chen Yu tidak lagi mempedulikan penampilannya dan mulai menangisi mayat Chen Shi seperti anak kecil.
Orang-orang yang datang di belakang Feng Chen Yu tidak dapat menahan isak tangis mereka. An Shi mengangkat tangannya dan menghapus air matanya, sementara itu Yao Shi juga menghela nafas. Mereka berdua merasa sedikit simpati kepada Feng Chen Yu.
Nenek Besar adalah orang terakhir yang memasuki ruangan itu. Nenek Besar melihat ke sekeliling ruangan itu kemudian berbalik dan pergi, sambil berkata, “Kirim seseorang untuk menunggu di gerbang Istana. Ketika pertemuan di Istana memasuki waktu istirahat, minta Jin Yuan untuk kembali. Hubungi pengurus rumah tangga He untuk mempersiapkan upacara pemakaman.”
Nenek Besar memberikan perintah seperti ini dan orang-orang yang ada di halamanpun mulai bekerja.
Bagaimanapun, Chen Shi tidak disukai oleh semua orang. Selain Feng Chen Yu, tidak ada yang merasa sedih akibat kematian dari Chen Shi itu. Bahkan, semua orang benar-benar menghela nafas penuh kelegaan. Chen Shi akhirnya meninggal. Kediaman keluarga Feng akhirnya bisa menikmati kedamaian.
Yao Shi, akan tetapi, merasa pesimis hal itu akan terjadi. Yao Shi adalah orang yang berasal dari keluarga yang besar, maka Yao Shi tentu saja memahami bahwa di dalam sebuah kediaman keluarga bangsawan, posisi istri utama tidak boleh dibiarkan kosong selamanya. Kematian Chen Shi berarti adalah kedatangan orang yang baru. Apakah orang baru itu nanti merupakan orang yang sudah dikenal dengan akrab ataupun tidak, hal itu masih belum diketahui.
Ketika Feng Jin Yuan meninggalkan Istana dan kembali ke kediaman keluarga Feng, begitu Feng Jin Yuan memasuki pintu gerbang kediaman keluarga Feng, Feng Chen Yu bergegas berlari menghampiri Feng Jin Yuan dan berlutut di atas lantai, “Ayah!” Mata Feng Chen Yu menjadi bengkak karena terlalu banyak menangis, dan Feng Chen Yu tidak peduli apakah dia terlihat cantik atau jelek. Feng Chen Yu terus saja menangis dan memohon, “Ayah, Ibu telah meninggal. Aku memohon kepada Ayah untuk mengizinkan Kakak kembali, untuk mengantar Ibu pergi!”
Pada awalnya Feng Jin Yuan tidak ingin Feng Zi Hao mengantar kepergian Chen Shi. Kenyataannya, Feng Jin Yuan telah memilih untuk segera mengirim Feng Zi Hao pergi pada saat kematian Chen Shi semakin datang mendekat. Tetapi sekarang ini, Feng Chen Yu memohon kepada Feng Jin Yuan seperti ini dan sepertinya hal itu telah menggerakkan sesuatu di dalam diri Feng Jin Yuan. Feng Jin Yuan teringat bagaimana Chen Shi memperlakukannya dengan baik pada saat masih tinggal di rumah yang lama, bagaimana Chen Shi merawat Nenek Besar, dan bagaimana Chen Shi membantu Feng Jin Yuan ketika Feng Jin Yuan bersiap untuk mengikuti Ujian Kekaisaran.
Feng Jin Yuan tidak dapat menahan diri untuk menghela nafas panjang. Sambil menarik Feng Chen Yu agar berdiri, Feng Jin Yuan berkata, “Baiklah, Ayah akan mengirim seseorang untuk membawa Zi Hao kembali. Jangan menangis lagi.”
Karena kematian Chen Shi, seluruh Selir dan anak-anak keluarga Feng, mereka semua diberi pakaian berkabung. Bahkan Jin Zhen sekalipun, yang masih dalam perawatan setelah melahirkan, juga mengenakan pakaian itu. Tubuh Han Shi tidak pernah bisa pulih seutuhnya, maka ketika Han Shi mengenakan pakaian berkabung yang berwarna putih itu, wajah Han Shi-pun menjadi tampak lebih pucat. Feng Jin Yuan berkali-kali ingin bertanya kepada Han Shi mengenai penyakit Han Shi itu, tetapi Feng Jin Yuan juga merasa bahwa Chen Shi baru saja meninggal, maka Feng Jin Yuan harus menghindari hal-hal yang dianggap tabu. Memikirkan mengenai tujuh hari pertama setelah kematian Chen Shi, Feng Jin Yuan tidak boleh mengunjungi halaman Selir-selirnya yang lain sebelum periode tujuh hari pertama setelah kematian Chen Shi itu berakhir.
Aula berkabung didirikan di halaman Jin Yu. Pengurus rumah tangga He Zhong telah melakukan pekerjaannya dengan sangat baik. He Zhong mengundang sekelompok orang dari luar yang secara khusus menangani proses pemakaman untuk datang ke kediaman keluarga Feng. Setelah menyibukkan diri selama beberapa jam, merekapun akhirnya selesai mendirikan aula berkabung yang sangat baik dan pantas.
Feng Jin Yuan secara khusus mengundang seorang Tabib sebagai formalitas untuk memastikan bahwa Chen Shi memang sudah meninggal. Baru pada saat itulah Feng Jin Yuan mengumumkan kematian Chen Shi kepada semua orang.
Terlepas dari bagaimana tingkah laku Chen Shi selama berada di kediaman keluarga Feng, Chen Shi masih tetap merupakan istri utama keluarga Feng. Nenek Besar memiliki sesuatu untuk dikatakan, “Upacara pemakaman Chen Shi ini harus dilakukan secara besar-besaran!” Hal ini dilakukan bukan untuk memberi wajah kepada Chen Shi, tetapi untuk menyempurnakan wajah Feng Chen Yu.
He Zhong membawa orang-orang yang berasal dari toko peti mati, dan setelah berbicara dengan Feng Jin Yuan, Feng Jin Yuan-pun membeli peti mati cendana yang paling mahal untuk mengubur jenazah Chen Shi.
Malam itu, orang-orang yang masih muda, semuanya menjaga peti mati Chen Shi.
Setelah satu hari penuh berkabung di depan umum, ketika hanya tinggal beberapa orang pelayan yang tersisa bersama dengan Nona Muda dan Tuan Muda yang menjaga peti mati Chen Shi, akhirnya suasanapun menjadi sedikit lebih tenang.
Feng Chen Yu berlutut di samping anglo dan terus menerus membakar uang kertas. Feng Chen Yu tidak seemosional seperti siang tadi, apalagi Feng Chen Yu sekarang sudah kembali mengenakan riasan di wajahnya. Sekali wajah Feng Chen Yu kembali terlihat cantik.
(Uang Kertas disini maksudnya adalah potongan kertas yang dibakar sebagai persembahan bagi orang mati, sehingga orang mati itu dapat membeli barang-barang bagus di akhirat dengan menggunakan uang itu.)
- Home
- Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia]
- Bab 110.1 - Upacara Pemakaman
Donasi pada kami dengan Gojek!
