Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia] - Bab 109.1
- Home
- Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia]
- Bab 109.1 - Kematian Chen Shi
Ketika Feng Fen Dai masuk, pelayan yang berada di belakang Feng Fen Dai sedang memegang sebuah nampan yang di atasnya terdapat semangkuk sup.
Ketika mereka masuk, Feng Yu Heng menghirup udara. Tercium aroma musk yang sangat tajam masuk ke dalam hidung Feng Yu Heng yang bercampur dengan sedikit aroma safflower. Sangat beracun.
Feng Yu Heng tidak dapat menahan diri untuk melirik Feng Fen Dai. Apakah gadis ini sudah gila?
Feng Fen Dai tentu saja tidak menduga bahwa Feng Yu Heng juga akan ada di tempat itu. Feng Fen Dai tiba-tiba saja berhenti, dan hampir menyebabkan pelayan yang ada di belakangnya hampir menabraknya.
Feng Yu Heng tersenyum, “Apa yang terjadi, Adik Keempat? Kau tiba-tiba saja berhenti, semangkuk sup yang ada di belakangmu itu akan terbuang sia-sia.”
Feng Fen Dai merasa ada maksud tersembunyi dalam perkataan Feng Yu Heng itu. Pikiran Feng Fen Dai yang sudah lemah itupun terganggu oleh perkataan Feng Yu Heng itu.
Tetapi aroma sup yang tercium oleh Feng Yu Heng itu, tentu saja Jin Zhen tidak mengerti apa itu. Jin Zhen merasa aroma sup itu sangat enak dan tidak dapat menahan diri untuk bertanya kepada Feng Fen Dai, “Apakah Nona Muda Keempat membawakan sup untuk saya?” Jin Zhen merasa sedikit tersanjung, “Selir ini berterima kasih kepada Nona Muda Keempat atas perhatian yang diberikan oleh Nona Muda Keempat kepada saya.”
Feng Fen Dai tahu bahwa dengan kehadiran Feng Yu Heng di tempat itu, semangkuk sup itu pasti tidak akan berhasil diberikan kepada Jin Zhen. Skenario terburuknya, rencana Feng Fen Dai itu pasti akan terbongkar. Feng Fen Dai tidak dapat menahan diri untuk melotot tajam ke arah Jin Zhen kemudian berkata kepada Feng Yu Heng, “Aku tidak tahu Kakak Kedua berada di sini. Aku datang kemari bukan karena alasan tertentu. Aku hanya datang kemari untuk melihat Ibu Selir Jin Zhen. Kalian berdua bisa kembali melanjutkan percakapan kalian.”
Feng Fen Dai berbalik, tetapi Feng Fen Dai berbalik secara tiba-tiba, dan menabrak pelayan yang berada di belakangnya sehingga menumpahkan semangkuk sup yang dibawanya itu ke atas lantai.
Praaannnggg !!!
Feng Fen Dai mengangkat lengannya yang tidak terluka dan menampar pelayan itu, “Benar-benar tidak berguna, bahkan membawa semangkuk sup saja tidak bisa!”
Pelayan itu menangis sambil membersihkan pecahan mangkuk itu dari atas lantai. Jin Zhen menyaksikan adegan itu kemudian mengalihkan perhatiannya pada sup yang tumpah ke atas lantai itu.
Feng Yu Heng tersenyum, “Mengapa Adik Keempat menjadi begitu ceroboh. Tetapi bagaimanapun juga, Adik Keempat bisa memiliki perasaan ingin untuk berbakti seperti ini merupakan hal yang baik. Ibu Selir Jin Zhen, jangan lupa untuk memuji Adik Keempat di hadapan Ayah. Adik Keempat secara khusus datang untuk memberikan sup kepada Ibu Selir Jin Zhen, tetapi Adik Keempat sendiri yang menumpahkan sup itu ke atas lantai.
Jin Zhen mengangguk, “Nona Muda Kedua benar. Selir ini pasti akan berbicara hal yang baik mengenai Nona Muda Keempat dan pasti akan memberitahukan hal ini kepada Suami.”
Feng Fen Dai melangkah keluar dari ruangan dengan perasaan sangat marah. Feng Fen Dai sangat tidak tahan dengan nada bicara Feng Yu Heng yang sengaja dibuat tidak jelas itu, tetapi ketika Pangeran Kesembilan yang sama-sama berbicara dengan nada yang tidak jelas seperti Feng Yu Heng itu, Feng Fen Dai benar-benar menyukainya. Benar-benar aneh.
Feng Yu Heng kemudian menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan pasca melahirkan kepada Jin Zhen. Ketika Feng Yu Heng berdiri dan bersiap-siap untuk pergi, Jin Zhen mengejar Feng Yu Heng dan bertanya, “Apakah ada yang salah dengan semangkuk sup yang dibawa oleh Nona Muda Keempat?”
Feng Yu Heng mengangguk, “Memang ada masalah dengan sup itu. Terdapat banyak musk dan safflower dalam sup itu. Jumlahnya begitu banyak sehingga dapat tercium dari jauh. Dapat dilihat bahwa Fen Dai tidak sabar untuk mengambil alih posisi Chen Shi dengan cara menyingkirkan semua anak yang belum lahir di kediaman keluarga Feng ini.”
Jin Zhen merasa sedikit khawatir, “Kali ini, saya harus benar-benar berterima kasih kepada Nona Muda Kedua karena telah berada di sini. Jika tidak, saya khawatir tidak akan ada jalan keluar bagi saya dari nasib buruk ini!”
Feng Yu Heng berpikir sebentar kemudian berkata kepada Jin Zhen, “Aku akan melakukan yang terbaik untuk mengatur agar Man Xi ditempatkan di sini. Di masa depan, kau harus lebih waspada dengan halaman Han Shi. Barang-barang yang mereka kirimkan, jelas tidak boleh dimakan. Orang lain tidak akan membahayakan dirimu. Nenek Besar dan Ayah, mereka berdua benar-benar menginginkan seorang anak, jadi mereka berdua tidak akan mencelakaimu. An Shi adalah seseorang yang tidak pernah mau bersaing, jadi tidak perlu khawatir dengan An Shi.”
Jin Zhen mencatat semua itu di dalam hatinya dan sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada Feng Yu Heng.
Dalam perjalanan kembali ke paviliun Tong Sheng, Feng Yu Heng bertemu dengan Man Xi. Gadis itu berdiri dengan cemas di sebuah persimpangan kecil sambil melihat ke sekelilingnya. Setelah melihat Feng Yu Heng datang, Man Xi dengan cepat membuka mulutnya dan berteriak pelan, “Nona Muda Kedua! Wang Chuan!”
Feng Yu Heng mencari asal suara itu dan melihat ke belakang. Melihat Man Xi melambai ke arahnya, Feng Yu Heng mengajak Wang Chuan untuk pergi menghampiri Man Xi.
Melihat Feng Yu Heng dan Wang Chuan mendekat, Man Xi juga maju dua langkah ke depan. Man Xi kemudian berlutut di hadapan Feng Yu Heng dan bersujud sebanyak tiga kali.
Feng Yu Heng memberi isyarat kepada Wang Chuan agar membantu Man Xi berdiri. Feng Yu Heng memperhatikan kuku jari Man Xi. Feng Yu Heng dan Man Xi sudah mencapai titik dimana Man Xi tidak perlu lagi untuk terus menggunakan cat kuku. Kuku Man Xi sekarang sudah terlihat layaknya kuku orang normal.
Feng Yu Heng mengangguk dan berkata kepada Man Xi, “Aku telah mengirim seseorang untuk memberikan obat secara teratur kepada Ibumu. Penyakit Ibumu lebih serius daripada penyakitmu, maka akan membutuhkan waktu beberapa bulan lagi hingga Ibumu benar-benar sembuh.”
Man Xi merasa sangat tersentuh. Man Xi mengulurkan tangannya agar Feng Yu Heng dapat melihatnya, “Nona Muda Kedua benar-benar sangat ahli. Sekarang, kuku jari hamba ini sudah benar-benar sembuh. Kekhawatiran hamba juga telah berakhir. Dari lubuk hati yang terdalam, hamba sangat berterima kasih kepada Nona Muda Kedua. Terima kasih atas kebaikan Nona Muda Kedua.” Man Xi kembali memberi hormat kepada Feng Yu Heng kemudian memperhatikan keadaan di sekitarnya sebelum mengatakan masalah yang penting kepada Feng Yu Heng, “Akhir-akhir ini, halaman Jin Yu seperti tempat yang berhantu. Tidak ada seorangpun yang datang dan pergi di halaman Jin Yu. Chen Shi belum makan, dan Chen Shi bahkan belum meminum setetes air sekalipun. Tetapi Chen Shi benar-benar tahu bagaimana cara untuk bertahan. Chen Shi biasanya hanya menatap tajam, menolak untuk menghembuskan nafas terakhirnya. Tetapi ketika hamba melihatnya, Chen Shi mungkin tidak akan bertahan lebih dari dua hari ini.”
Feng Yu Heng sudah memahami semuanya kemudian berkata kepada Man Xi, “Sejak Chen Shi pergi ke Kuil Pu Du, kau telah mengalami penderitaan yang begitu hebat. Aku akan selalu mengingat akan hal ini.”
Man Xi dengan cepat melambaikan tangannya, “Ini semua bukan apa-apa. Hamba pada awalnya merupakan pelayan Chen Shi, selain itu, jika hamba tidak berinisiatif ikut tinggal di Kuil Pu Du, mungkin hamba juga akan ikut dijual bersama dengan Yu Luo dan Bao Tang.”
Feng Yu Heng bertanya kepada Man Xi, “Bagaimana hubunganmu dengan Jin Zhen sebelumnya?”
“Hubungan kami berdua seharusnya baik-baik saja.” Man Xi berkata kepada Feng Yu Heng, “Jin Zhen selalu bersikap sombong, tetapi setelah semua hal, kami berdua memiliki ikatan yang telah kami bangun selama kami tumbuh bersama.”
Mendengar Man Xi berkata seperti itu, Feng Yu Heng-pun merasa tenang, “Ketika masalah mengenai Chen Shi selesai, aku akan memikirkan cara untuk mengatur agar kau bisa berada di sisi Jin Zhen. Kalian berdua akan dapat saling menjaga satu sama lain.”
Man Xi tahu bahwa baru-baru ini Jin Zhen juga bekerja untuk Feng Yu Heng. Man Xi-pun dengan senang hati menerimanya, “Terima kasih banyak, Nona Muda Kedua. Jika Nona Muda tidak ada hal lain yang perlu untuk hamba lakukan, maka hamba akan segera kembali ke halaman Jin Yu.”
Feng Yu Heng mengangguk, dan membiarkan Man Xi untuk kembali.
- Home
- Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia]
- Bab 109.1 - Kematian Chen Shi
Donasi pada kami dengan Gojek!
