Divine Doctor: Daughter of the First Wife [Bahasa Indonesia] - Bab 106.1
Jin Zhen adalah orang yang sangat cerdas. Kata-kata yang diucapkan oleh Man Xi itu menjelaskan kepada Jin Zhen bahwa Man Xi juga merupakan anak buah dari Feng Yu Heng. Memikirkan mengenai hal itu, hal itu memang sangat masuk akal. Mengingat metode mencari-kematian Chen Shi ini, orang yang sangat berhati-hati seperti Feng Yu Heng, bagaimana mungkin Feng Yu Heng tidak menempatkan salah satu anak buahnya untuk berada di sisi Chen Shi.
Sekarang setelah Jin Zhen memahami semuanya, Jin Zhen tidak mengatakan apa-apa lagi. Jin Zhen mundur beberapa langkah dan berlutut di depan pintu kamar Chen Shi.
Man Xi berdiri di samping dan mendengarkan Jin Zhen berteriak ke arah pintu kamar Chen Shi, “Nyonya, saya Jin Zhen. Saya telah menjadi pelayan Nyonya sejak masih kecil. Jin Zhen datang kemari untuk menemui anda, Nyonya. Nyonya telah menderita!”
Tidak terdengar apa-apa dari dalam kamar Chen Shi itu. Jin Zhen terdiam selama beberapa saat dan kemudian kembali berkata, “Nyonya, saya telah mengandung darah daging Suami. Jin Zhen sudah mengikuti Nyonya sejak masih kecil, maka sekarang setelah perayaan acara yang membahagiakan ini selesai, Jin Zhen akan datang kemari untuk merayakannya bersama dengan Nyonya.”
Bang!
Terdengar suara porselen yang jatuh ke lantai dari dalam kamar Chen Shi. Mulut Jin Zhen mencibir, ketika Jin Zhen melanjutkan kata-katanya, “Dapat untuk merawat Suami, Jin Zhen akan benar-benar mengingat kebaikan hati dari Nyonya. Tadi malam, ketika saya tahu bahwa saya sedang hamil, hal pertama yang saya pikirkan adalah datang kemari untuk berterima kasih dan bersujud kepada Nyonya. Jika bukan karena pengajaran dari Nyonya, bagaimana mungkin Jin Zhen menerima perlakuan khusus seperti yang dilakukan oleh Jin Zhen pada hari ini. Banyak terima kasih kepada Nyonya karena telah memberikan anak ini kepada saya. Banyak terima kasih Nyonya. Banyak terima kasih Nyonya!” Jin Zhen mengatakan hal ini kemudian menundukkan kepalanya ke lantai, tetapi telingan Jin Zhen masih tetap waspada. Jin Zhen mendengarkan dengan hati-hati segala macam pergerakan yang terjadi di dalam kamar Chen Shi.
Jin Zhen telah berbicara mengenai kehamilannya dan juga mengenai anaknya. Bagaimana mungkin Chen Shi dapat untuk menahan kejengkelannya ini. Chen Shi-pun dengan cepat mulai menjerit. Chen Shi belum makan apapun selama satu hari satu malam, maka sebenarnya tubuh Chen Shi itu sangat lemah. Sekarang sepertinya tenaga Chen Shi telah kembali penuh. Terdengar suara berderak, sepertinya Chen Shi sudah mulai meronta-ronta di dalam kamarnya.
Jin Zhen sedikit mengernyitkan dahinya dan berkata dalam hati, hanya meronta-ronta di dalam kamar itu tidaklah baik. Maka Jin Zhen-pun menambahkan, “Nyonya, anda harus menjaga diri anda sendiri. Suami ingin agar Selir ini beristirahat dengan baik. Saya takut bahwa saya tidak akan dapat untuk sering-sering mengunjungi Nyonya di tempat ini. Nyonya, anda benar-benar harus menjaga diri anda sendiri. Setelah anak ini lahir, anak ini akan memanggil Nyonya dengan sebutan Ibu. Tadi malam kami mengundang Nona Muda Kedua untuk melihatnya. Nona Muda Kedua berkata … bayi ini pasti laki-laki.”
Jin Zhen menambahkan kalimat itu dengan sengaja. Benar saja, orang yang ada di dalam kamar itupun membentak dan mulai menyeruduk pintu kamar dengan paksa. Ketika Chen Shi menyeruduk pintu, Chen Shi-pun berteriak, “Aku akan membunuhmu! Aku akan membunuhmu!”
Hati Jin Zhen tergerak, ketika Jin Zhen berseru dengan suara yang keras, “Nyonya, apa yang anda katakan? Apakah Nyonya mengatakan bahwa Nyonya merindukan Jin Zhen? Jin Zhen juga merindukan Nyonya!”
Bang!
Akhirnya, pintu kamar itupun terbuka oleh tubuh Chen Shi yang gemuk itu.
Pada saat yang bersamaan, Jin Zhen merasakan ada pergerakan dalam perutnya, seakan ada sesuatu di dalam perut Jin Zhen yang memaksa untuk turun ke bawah.
Jin Zhen dengan cepat berdiri dan menuju ke arah Chen Shi. Ketika Jin Zhen berjalan, Jin Zhen berkata, “Nyonya, apa yang terjadi kepadamu? Nyonya, anda … ah!”
Chen Shi mendorong Jin Zhen dengan kasar dan Jin Zhen-pun jatuh ke atas lantai.
Terdengar teriakan Chen Shi, “P*l*c*r! P*l*c*r! Aku akan memukulmu sampai mati! Aku akan membunuh janin jahat yang ada di perutmu itu sampai mati!” Ketika Chen Shi mencaci-maki Jin Zhen itu, Chen Shi juga menendang tubuh Jin Zhen sebanyak dua kali.
Jin Zhen tidak menghindar. Sebaliknya, Jin Zhen menggertakkan giginya dan menjerit. Ketika para pelayan akhirnya menarik pergi Chen Shi, Jin Zhen menundukkan kepalanya dan melihat genangan darah. Saat itulah Jin Zhen menghela nafas penuh kelegaan. Jin Zhen-pun kemudian segera mengeluarkan suara, “Ow!” dan mulai berteriak, “Anakku!”
Di halaman Jin Yu, jeritan Jin Zhen yang penuh dengan kesedihan itupun segera terdengar ke seluruh penjuru kediaman keluarga Feng. Tidak lama kemudian, semua orangpun berkumpul.
Chen Shi sudah dikurung kembali di dalam kamarnya. Man Xi pada saat ini sedang berlutut di halaman dan menjelaskan apa yang terjadi kepada Nenek Besar, “Ibu Selir Jin Zhen hamil dan datang kemari untuk berterima kasih kepada Nyonya Besar atas kebaikan dari Nyonya Besar dan juga memberitahukan kabar baik ini kepada Nyonya Besar. Akibatnya, Nyonya Besar benar-benar mendobrak pintu kamarnya dan dengan cepat segera keluar dari kamarnya, kemudian mendorong Ibu Selir Jin Zhen hingga jatuh ke atas lantai dan … dan berkali-kali menendang perut Ibu Selir Jin Zhen.”
Jin Zhen yang berkubang di atas genangan darah, terlihat sangat lemah. Feng Yu Heng memegang pergelangan tangan Jin Zhen, wajah Feng Yu Heng tampak serius.
Pada saat itu, Nenek Besar tidak berpikir untuk memarahi Chen Shi. Wajah Nenek Besar terlihat cemas, Nenek Besar-pun bertanya kepada Feng Yu Heng, “Bagaimana? Apakah anak itu bisa diselamatkan?”
Feng Yu Heng ingin berkata, apakah kau ini buta? Lantainya tergenang oleh darah, apa yang bisa diselamatkan!
Tetapi, Feng Yu Heng tetap menunjukkan wajah yang serius dan menghela nafas sebelum berkata, “Tidak ada harapan. Tendangan dari Ibu sangat keras. Kedua tendangan dari Ibu langsung mengenai anak itu, dan anak itupun akhirnya keluar dari perut Ibu Selir karena Ibu.”
“Jangan memanggil dia dengan sebutan Ibu!” Nenek Besar tiba-tiba saja berteriak dengan marah. Nenek Besar kemudian menunjuk ke arah anak-anak keluarga Feng yang lain dan berkata, “Kalian semua harus ingat, tidak ada yang diizinkan untuk memanggil Chen Shi dengan sebutan Ibu! Di keluarga Feng kita ini, tidak ada istri pertama seperti itu!”
“Ibu Mertua.” Jin Zhen memanggil Nenek Besar dengan lemah, “Anda benar-benar harus menolong Selir ini!”
Feng Yu Heng dengan cepat menambahkan, “Tubuh Ibu Selir terlalu lemah. Akan lebih baik untuk tidak berbicara terlalu banyak. Jangan khawatir, Ibu Selir masih muda. Masih banyak kesempatan untuk bisa kembali hamil lagi.”
Nenek Besar mengangguk, “A Heng benar. Istirahatkan tubuhmu dan pulihkan tubuhmu itu dengan benar. Aku tidak menyalahkanmu dalam masalah ini. Jika ada orang yang harus disalahkan, orang itu adalah wanita yang keji itu, Chen Shi!” Nenek Besar menghentakkan tongkatnya keras-keras dan berkata dengan gigi yang terkatup, “Kali ini, aku pasti tidak akan memaafkannya!”
===
Malam itu, semua orang di kediaman keluarga Feng menerima kabar mengenai penyakit serius yang diderita oleh Chen Shi. Halaman Jin Yu telah dikunci dan digembok. Selain pelayan yang menjaga halaman Jin Yu, tidak ada seorangpun yang diizinkan untuk memasuki halaman Jin Yu, bahkan setengah langkah sekalipun tidak diperbolehkan untuk memasuki halaman Jin Yu. Bahkan Feng Chen Yu dan Feng Zi Hao tidak diperbolehkan untuk mengunjungi Chen Shi.
Sedangkan pada malam itu di halaman Ru Yi, Feng Jin Yuan, Nenek Besar, dan Feng Yu Heng berkumpul di samping tempat tidur Jin Zhen. Feng Jin Yuan bertanya kepada Feng Yu Heng dengan ekspresi muram, “Apakah janin itu benar-benar merupakan janin laki-laki?”
Feng Yu Heng mengangguk, “Tadi malam, denyut nadi Ibu Selir menunjukkan bahwa janin itu berjenis kelamin laki-laki. Pada awalnya, aku ingin menunggu Ayah mengundang Tabib untuk mengumumkan mengenai hal ini.”
Nenek Besar berteriak dengan marah hingga tersengal-sengal, “Ini bukan anak laki-laki pertama yang dibunuh oleh Chen Shi!”
Feng Jin Yuan tahu bahwa yang sedang dibicarakan oleh Nenek Besar itu adalah mengenai masalah Han Shi yang terjadi pada tahun lalu. Feng Jin Yuan juga tidak dapat menahan diri untuk menjadi marah, “Jangan khawatir, Ibu. Kali ini, putramu ini pasti tidak akan mentolerir hal ini.”
Jin Zhen terisak-isak dan menarik lengan pakaian Feng Jin Yuan, dan dengan getir memohon, “Maafkan aku, Suami. Ini semua adalah kesalahan Selir ini. Selir ini tidak melindungi anak kita ini. Mohon Suami mengizinkan agar Selir ini mengikuti kepergian anak kita ini!”
Donasi pada kami dengan Gojek!
