I'm Pregnant With Villain's Child [Bahasa Indonesia] - Chapter 9
- Home
- I'm Pregnant With Villain's Child [Bahasa Indonesia]
- Chapter 9 - Ye Qing TIdak Akan Pernah Mengira Bahwa Ia Akan Hidup Kembali Pada Hari Ini
Begitu kata “mandi” terkatakan, temperatur di kamar mandi tiba-tiba meningkat dengan luar biasa. Panas dari uap yang meluap luap menyebabkan pipi Ye Zhen memerah.
Sebelum Ye Zhen cukup pulih untuk menanggapi, Lu Beichuan sudah selesai melepas kancing kemejanya. Jika kau melihat ke bawah dari dada ke perutnya, garis ototnya yang kuat dan rapih benar-benar pesta untuk mata.
Lu Beichuan duduk disana dengan santai dan menatap ekspresi ragu Ye Zhen. “Ketika seorang suami tidak bisa berjalan, bukankah isterinya harusnya merawatnya?”
Meskipun ini benar…
Ketika Lu Beichuan tidak sadarkan diri, Ye Zhen mengelap seluruh tubuhnya setiap hari, tapi sekarang hal ini berbeda. Dulu, Ye Zhen mampu mengelap tubuhnya karena menganggapnya seperti sebuah patung. Sekarang bahwa seseorang yang hidup, dan sadar berada di hadapannya, Ye Zhen benar-benar tidak bisa membuat dirinya melakukan hal itu.
Tapi, dalam keadaan Lu Beichuan yang sekarang, jika dia tidak membantunya, dia tidak akan bisa mandi sendiri.
Ye Zhen bukanlah orang yang tak beralasan. Baru ketika dia bersiap mengorbankan dirinya secara heroik untuk penyebab masalahnya, Lu Beichuan menatapnya dengan jijik. “Cukup, kau sangat ceroboh. Kau tidak akan melakukan apapun dengan benar. Keluarlah.”
“Kau ingin aku pergi?”
Lu Beichuan mengangguk. “Aku akan melakukannya sendiri.”
Ye Zhen menatapnya penuh keraguan. “Apakah kau yakin bahwa kau akan mampu melakukannya?”
Kata seperti “mampu” seharusnya tidak ditanyakan.
Lu Beichuan bersandar pada kursi roda dan menatapnya dingin. “Apakah kau ingin mencobanya?”
Sudah membuat lubang sendiri, Ye Zhen tetap diam.
“Jika kau tidak ingin mencobanya, maka keluarlah.”
Ye Zhen tidak akan memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu. Tersenyum ringan, dia berkata, “Kalau begitu aku akan keluar. Bersantailah untuk mandi.”
Semoga, bajingan ini akan jatuh menuju kematiannya!
Le Beichuan menatap isteri kecilnya yang meninggalkan kamar mandi dengan marah. Ketegangan yang ada di wajahnya sudah banyak berkurang. Sudut mulutnya mengernyit ke atas. Kemudian dia berdiri dari kursi rodanya, melepaskan pakaiannya, dan melangkah ke bak mandi.
***
Di sebuah kota tingkat kedua yang jaraknya sekitar empat ratus kilometer jauhnya dari vila keluarga Ye, ada sebuah perumahan yang sudah berdiri sejak lama.
Bangunan dan lorong gang diterangi dengan buruk dengan kabel listrik terbuka dan tumpukan jebakan dimana-mana. Karena penyewaan disini murah, perumahan ini adalah pilihan bagus bagi para pekerja muda yang baru mulai keluar.
Ye Qing tidak pernah mengira bahwa dia akan hidup lagi di hari ini lagi.
Setelah membuka matanya, dia menyangga tubuhnya dengan siku, bersandar pada kepala ranjang, dan menatap ke sekitar dengan kosong.
Ini adalah apartemen satu kamar yang luasnya lima puluh meter. Perabotannya sederhana. Di dalam ruangan yang sempit, ada ranjang kayu yang jelek, meja kayu yang tidak dipelitur, dan sebuah lemari kecil pintu dua. Setelah mengatur tiga buah furnitur ini, tidak ada banyak ruang yang tersisa.
Ye Qing telah dimanjakan sejak masa kanak-kanak. Ini adalah pertama kali baginya untuk tinggal di tempat yang sempit dan sederhana. Setelah pergi dari rumah untuk pertama kalinya, dia benar-benar merasa tersesat dan tak berdaya. Itu seakan setiap sel dalam tubuhnya menolak terhadap apartemen sewa ini. Di bawah tekanan keadaan mental dan tubuh fisik, dia jatuh demam.
Lin Zhan mendekat dengan semangkuk bubur putih yang hangat. Lin Zhan menyambil sesendok penuh bubur itu, meniupnya untuk mendinginkannya, dan membawanya ke bibir Ye Qing.
“Tadi malam kau demam. Kau masih belum makan apapun sepanjang hari. Makanlah dulu bubur ini untuk menghangatkan perutmu.”
Ye Qing melihat sesendok penuh bubur di hadapannya dan membuka mulutnya, tapi dia tidak memakannya. Sebaliknya, dia bertanya. “Lin Zhan?”
Begitu dia berbicara, sebuah suara serak keluar dari tenggorokannya.
“Jangan mengatakan apapun. Demammu baru saja turun. Kau perlu beristirahat dengan benar.”
Ye Qing menggelengkan kepalanya. Dia menatap Lin Zhan dengan mendesak. “Hari ini tanggal berapa?” (T/N : Kalian tahu kan ini biasanya tanda-tanda apa? Wkwk :v)
Lin Zhan sedikit mengerutkan alis. “Ada apa? Kau tampak tidak senang. Apakah kau tidak enak badan?”
“Beritahu aku dulu hari ini tanggal berapa!” Ye Qing tiba-tiba menjadi gelisah. Berteriak seperti itu membuat tenggorokannya yang sakit bertambah buruk. Dia berakhir dengan menundukkan kepala ketika dia terbatuk.
“Tenanglah.” Lin Zan meletakkan mangkuk bubur ke atas meja yang berada di dekatnya. Mengrluarkan tisu, dia dengan khawatir dan lembut mengelapkan sudut bibirnya. “Hari ini tanggal 7 Oktober.”
Setelah batuk parahnya sembuh, wajah Ye Qing memerah. Bersandar pada kepala ranjang, dahinya mengerut. Bibirnya yang benar-benar pucat, kering, dan pecah-pecah bergumam. “Tanggal 7? 7 Oktober?”
“Ada apa?”
Ye Qing menggelengkan kepalanya dan menundukannya untuk menyembunyikan rasa bersalah di matanya. “B… bukan apa-apa. Aku hanya merasa sedikit lelah.”
Setelah mengatakan ini, dia kembali berbaring dan mengubur sebagian besar wajahnya dibawah selimut.
“Apakah kau merasa tidak enak badan? Itu tidak bagus. Qingqing, Aku akan membawamu ke rumah sakit!”
Ye Qing menggelengkan kepala. Di bawah selimut, dia berkata dengan suara yang rendah dan teredam. “Tidak perlu, Aku akan merasa lebih baik setelah banyak tidur. Kau bisa mengerjakan urusanmu. Aku bisa menjaga diri sendiri.”
“Tapi…”
Ye Qing mengintip dari selimut. Matanya entah bagimana tetlihat lelah. Namun dia memaksakan diri untuk tersenyum ketika dia berkata, “Aku baik-baik saja, sungguh. Jangan khawatir.”
Lin Zhan tahu bahwa Ye Qing memiliki temperamen yang keras kepala. Dia akan lebih memilih menahan masalahnya dengan keras sendirian daripada mengganggunya. Lin Zhan hanya bisa melihatnya dengan tak berdaya. Dia menyelipkan selimut ke sekelikingnya. “Baiklah, beristirahatlah yang baik. Tapi, jika kau merasa tidak enak dimanapun, kau harus memanggilku.”
Ye Qing mengangguk. Dia melihatnya melalui lubang di selimut.
Pada saat ini, Lin Zhan masih sangat muda. Rambutnya yang hitam dan halus tidak disengaja disisir ke atas. Sebaliknya, itu dibiarkan menggantung di dahinya. Ada kurangnya keelitan yang datang bersama kedewasaan dan pengalaman, ada lebih banyak kelembutan seorang pemuda. Fitur wajahnya masih sangat lembut. Dia terlihat sangat muda dalam balutan kaus putihnya yang sederhana.
Seorang lelaki seperti ini, pada usia dan pengalaman yang seperti ini, dia adalah seorang fantasi yang menjadi kenyataan bagi banyak gadis. Dia akan menjadi pilihan pertama untuk seorang pacar.
Namun, setelah mengalami sulitnya sosialita, dia mengerti bahwa sembari lelaki ini cocik menjadi pacar, dia bukanlah bahan calon suami.
Ye Qing mengubur wajahnya ke dalam selimut. Rasa sakit menusuk ketika ludahnya melewati tenggorokannya, mengingatkannya bahwa ini bukanlah mimpi. Ini adalah kenyataan! Dia telah terlahir kembali!
Sekarang ini, adalah satu bulan setelah dia lari dengan Lin Zhan.
Di kehidupannya yang sebelumnya, dia telah memikirkan hal ini berulang kali. Jika saja tuhan mengizinkannya kembali ke saat itu, dia pasti tidak akan memilih untuk melarikan diri lagi dengan Lin Zhan.
Namun seberapa besar dia mencintai Lin Zhan di masa mudanya, sebesar itu pula dia menyesalinya di kemudian hari.
Di masa muda, orang-orang bersikap sembronk. Anak muda yang polos dan tak bercela tidak tahu betapa sulitnya untuk hidup di populasi migrasi. Hidupnya sudah jadi terlalu mudah di bawah naungan sayap perlindungan orang tuanya. Dia berpikir bahwa dunia luar akan menjadi naungan yang aman seperti rumah orang tuanya. Namun, baru setelah dia mengalaminya sendiri bahwa dia mengerti. Dia telah menghabiskan seluruh hidupnya, namun semua yang dia dapatkan hanyalah rumah seluas seratus meter. Jika kau tidak memiliki kektaasaan atau pengaruh, kau hanya bisa berada pada pengampunan orang lain.
Seluruh cinta yang pernah dia rasakan untuk Lin Zhan telah usang hingga menghilang oleh waktu dan detail kecil sehari-hari.
Di kemudian hari, dia melihat Ye Zhen duduk di dalam sebuah Bentley. Dia terlihat sangat cantiksebelumnya.
Dia dan Ye Zhen adalah kembar identik. Penampilan mereka pernah sama persis. Hanya sepuluh tahun terlewat, tapi dia dipaksa terdesak untuk hidupnya, sedangkan penampilan Ye Zhen tetap tidak berubah dari masa muda mereka. Wajahnya seterang dan seindah sebelumnya. Bersikap seakan dia masih anak kecil, dia bertindak manja dengan imut terhadap pria dingin yang terlihat datar duduk di sampingnya. Bahkan ketika puteranya yang imut dan bijaksana bertindak seakan merasa merinding dalam sikap yang berlebihan, pria dari Keluarga Lu itu, yang merupakan pria yang menepati janjinya, hanya menatap tak berdaya pada Ye Zhen. Dia dengan diam mendengarkan perkataannya. Dari waktu ke waktu, dia akan mencium bibir dan wajah Ye Zhen dengan lembut.
Pada saat itu, dia datang dengan sebuah kesadaran mendadak. Selain mempunyai cerita menyentuh yang menarik bagi masa, cinta yang kau miliki di masa mudamu itu tak berguna. Itu bahkan tidak bisa dibandingkan dengan memenuhi makanan atau rumah.
Pada saat ini, berbaring di ranjang kayu, Ye Qing gemetar karena dingin. Dia tidak bisa tidak meringkuk.
Jika itu adalah Ye Zhen yang sakit, Lu Beichuan pasti akan mengirimnya ke rumah sakit dalam kepanikan. Dia akan menemukan dokter terbaik untuknya. Dia akan menggunakan istrumen medis dan obat terbaik.
Tidak, itu salah! Bagaimana bisa Ye Zhen sakit dibawah perhatian Lu Beichuan?
Ye Zhen adalah harta di tangan Lu Beichuan. Bagaimana bisa dia memiliki kemungkinan untuk menjadi cukup tak berhati-hati untuk membiarkan hartanya jatuh sakit?
Tapi kenapa?! Itu tidak adil! (T/N : -_-)
Dulu, dialah yang seharusnya menikahi Lu Beichuan. Ye Zhen hanya menggantikannya menikahi Lu Beichuan. Ye Zhen duduk di kursi miliknya. Dialah yang seharusnya duduk di dalam Bentley itu dan menikmati tatapan lembut pria itu!
Dari masa kanak-kanak hingga dewasa, dia lebih menonjol daripada Ye Zhen. Dialah yang menerima pujian dari semua orang. Dia yang menonjol seharusnya mendapatkan hidup yang sempurna dan pernikahan yang bahagia. Ye Zhen lah yang telah merebut kehidupan yang seharusnya menjadi miliknya.
Di dalam mimpinya di malam hari, ada banyak waktu ketika dia bermimpi tidak melarikan diri dari pernikahannya di masa lalu. Di dalam mimpinya, dia menikahi Lu Beichuan dan menjadi isterinya. Dia melahirkan anak lelaki yang penuh kasih sayang. Keluarga mereka bertiga hidup dengan kehidupan yang diberkati.
Namun, dia tidak akan pernah mengira untuk diberikan kesempatan kedua dalam hidup setelah dia bangun.
Sebagai tambahannya, Lu Beichuan masih belum bangun. Dia masih memiliki kesempatan!
Lu Beichuan akan bangun setengah bulan mulai dari hari ini. Selama dia kembali sekarang juga dan menggantikan Ye Zhen, tidak akan ada yang mengetahui bahwa mereka bertukar tempat. Begitu Lu Beihuan bangun, dia akan menjadi isteri Lu Beichuan, Nyonya Lu.
***
Sore itu, ketika Lin Zhan pulang bekerja, dia membuka pintu dan melihat koper di pintu. Ye Qing duduk di atas sofa bekas yang……..
Melihat Lin Zhan berjalan masuk, dia berkata, “Lin Zhan, mari kita putus!”
Lin Zhan, yang tengah berganti sepatu ke sandal rumahan, gemetar. Setelah jeda, dia lanjut dengan berganti memakai sandal. Dia berjalan ke arah Ye Qing dan setengah berjongkok di hadapannya. Dia memaksakan diri untuk tersenyum ketika dia bertanya, “Qingqing, ada apa? Apakah kau merasa tidak enak badan di suatu tempat?”
Ye Qing menatapnya tanpa ekspresi. Wajahnya memiliki rasa lemah seseorang yang baru saja sembuh dari penyakit serius. “Aku tidak bercanda. Aku benar-benar putus denganmu.”
“Putus? Kenapa? Bukankah hubungan kita selalu baik?”
“Aku mempertimbangkannya dengan serius. Aku tidak boleh seegois ini. Aku tidak boleh meninggalkan segalanya di belakang begitu saja dan melarikan diri denganmu.”
“Egois?”
“Ya. Lin Zhan, aku mencintaimu, tapi aku berbeda darimu. Aku memiliki orang tua dan adik. Aku tidak mau menikahi Lu Beichuan. Karena aku mencintaimu, aku mau menanggung kerja keras denganmu. Tapi aku tidak ingin adikku menggantikanku hidup di neraka itu.” (T/N : Cuihh!)
Dia menatap pemuda di hadapannya. Bertahun-tahun kemudian, mereka akan bertengkar secara konstan. Mereka harus sangat berhati-hati disekitar satu sama lain. Itu melelahkan.
Begitu dia melihat Lin Zhan, dia diingatkan dengan hidup yang sulit dan biasa-biasa saja itu. Dalam kecepatan kilat, air mata menuruni wajahnya, dan dia hampir tidak dapat mengeluarkan kata-kata karena dia menangis begitu banyak. “Apakah kau tahu bahwa setelah aku pergi denganmu, orang tuaku memaksa adikku untuk menggantikanku menikahi Lu Beichuan untuk menyelamatkan perusahaan orang tuaku?” Lu Beichuan adalah orang koma. Tidak ada yang tahu apakah dia akan bangu lagi. Aku benar-benar tidak bisa tahan untuk melihat ketika kebahagiaan adikku dikorbankan. Aku minta maaf. Aku tidak bisa menjadi seegois itu!
Lin Zhan menatap Ye Qing, yang tersedak akibat air mata. Dia menariknya ke dalam lengannya dan memeluknya dengan erat, “Jangan mengatakan maaf, akulah yang seharusnya meminta maaf. Ini salahku karena tidak berguna. Jika bukan karenaku, kau tidak akan menghadapi dilema ini. Karenakulah kau menderita.”
Suara tangisan Ye Qing teredam. Dia menggelengkan kepala, suaranya tersedak dengan perasaan ketika dia berbicara, “Aku minta maaf. Aku harus kembali. Aku kakak perempuan. Aku tidak bisa mengorbankan kebahagiaan Ye Zhen untuk kebahagiaanku. Lin Zhan, lupakan aku. Kau pasti akan menemukan seseorang yang bahkan lebih baik dariku di masa depan.”
Lin Zhan mengusap air mata di wajah Ye Qing. “Tenanglah. Kita bisa memikirkan solusi yang lain bersama. Pasti ada cara lain!”
“Solusi? Solusi apa? Keluarga Lu adalah keluarga yang berkuasa dan kaya. Apakah kau berpikir bahwa adikku akan memiliki jalan keluar setelah menikahi orang koma? Dia adalah adikku dan sekarang dia berada di tempat yang mengerikan. Bagaimana bisa kau memintaku untuk menikmati kebahagiaanku dengan kesadaran yang jernih?” Ye Qing menggelengkan kepala dan tertawa. “Kita terlalu impulsif pada saat itu. Lin Zhan, kita terlalu muda.”
“Qingqing, pasti ada cara lain. Sebenarnya keluarga Lu dan aku…” Kata-kata Lin Zhan terhenti.
“Lin Zhan, kau tidak mengerti keluarga Lu sama sekali. Tidak ada solusi memungkinkan lainnya. Aku harus kembali.” Ye Qing menghela nafas. Dia mengusap air matanya dengan punggung tangannya. Bertindak seakan dia telah memutuskan pikirannya, dia mendorong Lin Zhan dengan tegas dan berjalan ke pintu. Memegang koper, dia berbalik untuk menghadap Lin Zhan yang tak bergerak di atas sofa, dan berkata kepadanya, “Aku pergi. Di masa depan… jangan datang mencariku.”
Pintu terbanting tertutup. Suaranya beresonansi ke seluruh apartemen.
Di ruang tamu, lampu kecil redup yang tersisa sepanjang malam. Angin yang dingin menusuk berhembus ke dalam dan mengangkat tirai ruang tamu. Di perumahan bersejarah yang jauh dari kota ini, suara lalu lintas tak bisa terdengar sama sekali. Itu begitu hening seakan dia satu-satunya yang tersisa di dunia ini.
Jam di dinding menunjukkan waktu bergerak perlahan. Detikan dari jam tersebut sangat mudah di dengar.
Lin Zhan mengeluarkan cincin dari sakunya. Di bawah cahaya yang redup, cahaya dari cincin itu bersinar dengan luar biasa.
- Home
- I'm Pregnant With Villain's Child [Bahasa Indonesia]
- Chapter 9 - Ye Qing TIdak Akan Pernah Mengira Bahwa Ia Akan Hidup Kembali Pada Hari Ini
Donasi pada kami dengan Gojek!
